Melihat produk-produk kreasi temannya, Dewi mengajaknya berkolaborasi dan berperan menjual produk tersebut.
“Teman saya itu bisa bikin produk seperti bros, apa pun yang dari kain. Tapi dia enggak bisa jualan. Jadi saya yang jual,” katanya.
Awalnya, ada rasa malu karena tak ada mahasiswa lain yang berdagang di kampusnya. Namun, Dewi mengalahkan rasa malu itu. Akhirnya, bisnis itu terus berkembang dan pesanan juga meningkat.
Selepas kuliah, Dewi bekerja sebagai pegawai swasta. Akan tetapi, hasrat berbisnisnya tak surut.
Sembari bekerja, Dewi mengasah kemampuannya berbisnis dan menghasilkan produk buatan tangan berbahan kain.
Sekian tahun berjalan, setelah menikah, Dewi dan suaminya melakukan riset sebagai landasan demi mengembangkan usahanya.
Berdasarkan hasil dari risetnya, Dewi memutuskan untuk berkecimpung di bisnis batik untuk anak-anak dan berhenti dari perusahaan tempatnya bekerja pada 2017. Dewi mulai serius membangun Ghawean Dewe dengan pasokan batik dari perajin di Pekalongan.
Kemudian pada 2017 hingga 2019, ia membuka toko di Thamrin City, Jakarta. Kini usaha Dewi semakin berkembang dengan membuka outlet di dua lokasi di Jakarta, Pacific Place Mall dan Alun-Alun Grand Indonesia.
Produk yang dijual pun semakin beragam dengan kisaran harga mulai Rp 50.000 hingga Rp 350.000.
Baca juga: Cerita Satria Jatuh Bangun hingga Raup Omzet Rp 20 Juta Sehari dari Jualan Kelapa Muda
Menjadi pelatih untuk kewirausahaan
Setahun terakhir, Dewi bergabung dan mendapatkan pembinaan Sampoerna Enterpreneurship Training Center (SETC). SETC merupakan program pemberdayaan UMKM yang digagas PT HM Sampoerna Tbk. di bawah Payung Program Keberlanjutan “Sampoerna Untuk Indonesia” (SUI).
Dewi pun terpilih mengikuti Training of Trainer (ToT) bersama 45 UMKM dari seluruh Indonesia. Mereka dilatih untuk menjadi pelatih dan mentor bagi para pelaku UMKM.
“Saya pendamping UMKM, ada yang dari Semarang, Surabaya, dan Malang. Dari sini, saya semakin mengenal lebih dalam SETC, dan saya salut sekali dengan program Sampoerna ini. SETC ini serius untuk membantu, memacu semangat UMKM, dan bikin pengen maju, go international,” kata dia.
Setelah bergabung dengan SETC, Dewi semakin terpacu untuk mengembangkan diri dan usahanya, terutama kembali mengaktifkan pemasaran melalui media digital. Ia berharap, suatu saat produk Ghawean Dewe bisa merambah pasar internasional.
Kesempatan menjual produk melalui Festival UMKM Merdeka pun dianggapnya sebagai peluang untuk mewujudkannya. Apalagi, ada pembeli dari luar Indonesia yang telah membeli produk-produknya.
Di Festival UMKM Merdeka, Dewi dan beberapa pelaku UMKM lainnya mendapatkan kesempatan untuk memasarkan produk di stan SETC.
Pernah satu kali, pada 31 Juli 2023, Presiden Joko Widodo menyempatkan diri menyambangi stan SETC dan berbincang dengan perwakilan dari Sampoerna mengenai program pemberdayaan dan pelatihan kewirausahaan.
Dewi berharap, melalui SETC dan berbagai kegiatannya, bisa semakin menggairahkan geliat UMKM di seluruh Indonesia.
Baca juga: Cerita Haris Bangun Bisnis Kopi Coffenatics yang Raup Omzet hingga Rp 400 Juta Per Bulan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.