Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bos OJK: Konsumsi Rumah Tangga dan Investasi Jadi Mesin Pertumbuhan Ekonomi di Kuartal II-2023

Kompas.com - 14/08/2023, 12:27 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan, Indonesia sedang mengalami transisi perekonomian dengan struktur yang makin berbasis pada perekonomian domestik.

Hal tersebut pada akhirnya juga akan berdampak pada rantai pasok yang berorientasi pada konsumsi masyarakat.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan, pada kuartal II-2023, Indonesia mengalami perubahan mendasar pada mesin pertumbuhan.

Baca juga: Maba UIN Raden Mas Said Dipaksa Daftar Pinjol, Ini Tindakan OJK

Tahun lalu mesin utama pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah ekspor, yang dipengaruhi tingginya harga komoditas produk ekspor utama.

Sedangkan, pada kuartal II-2023 ini basis utama pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah konsumsi masyarakat atau rumah tangga yang mencapai 5,23 persen dan investasi yang meningkat 4,63 persen.

"Dua mesin pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan investasi ini adalah 80 persen dari PDB (Produk Domestik Bruto) Indonesia," kata dia dalam acara LIKE IT: Generasi Muda Pelaku Usaha, Senin (14/8/2023).

Ia menambahkan, dari sisi peningkatan dalam jangka waktu yang panjang, perekonomian yang ditopang konsumsi rumah tangga dan investasi jauh lebih berkelanjutan.

Lebih lanjut Mahendra mengungkapkan, jumlah investor milenial dan Gen Z saat ini telah mencapai 80 persen dari total 11,5 juta investor di pasar saham.

Jumlah investor tersebut baru sekitar 4,5 persen dari populasi Indonesia. Untuk itu, masih terdapat ruang yang besar untuk pertumbuhannya.

"Tapi kalau dibandingkan jumlah investor pada 2015 yang jumlah investor Indonesia itu baru 281.000, maka 11,5 juta itu 36 kali lipat dalam kurun waktu hanya 8 tahun," kata dia.

Lebih lanjut, mantan wakil menteri luar negeri itu mengatakan perlu ada fasilitasi produk investasi yang dibarengi dengan perlindungan konsumen.

Itu juga perlu dibareng dengan pengawasan emiten, perbankan, asuransi, pembiayaan, dan pinjaman online, dan jasa keuangan lain.

"Harus terus diawasi," kata dia.

Baca juga: Ekonomi Indonesia Kuartal II-2023, Lampaui Perkiraan dan Ungguli Vietnam hingga AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com