Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG "Merah" Jelang Pidato Kenegaraan Jokowi, Rupiah Menguat

Kompas.com - 16/08/2023, 09:43 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (16/8/2023). Hal ini berbeda dengan kurs rupiah yang menguat pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 09.06 WIB, IHSG berada pada level 6.895,82 atau turun 19,2 poin (0,28 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.915,1.

Sebanyak 155 saham melaju di zona hijau dan 190 saham di zona merah. Sedangkan 216 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 811,2 miliar dengan volume 1,6 miliar saham.

Baca juga: Jokowi Akan Sampaikan RAPBN 2024, Simak Proyeksi IHSG Hari Ini

Analis BinaArtha Sekuirtas Ivan Rosanova mengatakan, hari ini IHSG berpeluang melemah setelah pada penutupan Selasa berada di bawah level 6.938. Level support IHSG berada di 6.823, 6.794 dan 6.753, sementara level resistennya di 6.938, 6.970 dan 7.015.

“IHSG membentuk candle shooting star pada hari Selasa dan masih di bawah 6.938, oleh karena itu hari ini IHSG dapt melemah menuju 6.840-6.870 sebagai target koreksi jangka pendek. Berdasarkan indikator MACD dalam kondisi netral,” kata Ivan dalam analisisnya

Pasar saham Asia pagi ini juga bergerak di teritori negatif. Nikkei Jepang turun 1,2 persen (389,4 poin) pada level 31.849,5, Strait Times melemah 0,6 persen atau 20,1 poin di posisi 3.212,5, Indeks Komposit Shanghai China terkoreksi 0,53 persen (16,8 poin) di posisi 3.159,3, dan Hang Seng Hong Kong turun 1,2 persen (223,4 poin) ke posisi 18.357,69.

Baca juga: Investor Khawatir, Saham-saham di Wall Street Jatuh

Kurs Rupiah

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini menguat. Melansir data Bloomberg pukul 09.11 WIB, rupiah berada pada level Rp 15.324 per dollar AS, atau naik 18 poin (0,12 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 15.342 per dollar AS.

Pengamat pasar keuangan Ariston Tjendra mengatakan, meskipun rupiah menguat di awal sesi, namun trend pergerakan rupiah masih bearish. Pergerakan rupiah dibayangi oleh data-data ekonomi AS yang membaik. Data-data ekonomi yang membaik berpotensi mengangkat kembali level inflasi di AS yang sudah mulai menurun.

“Tekanan terlihat membayangi pergerakan Rupiah terhadap dollar AS. Sejak akhir pekan lalu, rupiah bergerak melemah terhadap dollar AS. Selain itu, isu pelambatan ekonomi global juga menjadi penekan rupiah sebagai aset berisiko,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Baca juga: Soal Divestasi Saham Vale, MIND ID Tegaskan Ingin Jadi Pengendali

Di sisi lain, China sebagai partner dagang terbesar Indonesia juga diisukan mengalami pelambatan ekonomi. Tekanan pada perekonomian China bisa memberikan efek negatif ke perekonomian Indonesia.

Ariston memperkirakan rupiah hari ini bisa melemah ke arah Rp 15.380 per dollar AS sampai dengan Rp 15.400 per dollar AS, dengan potensi support di kisaran Rp 15.300 per dollar AS.

Baca juga: Tak Sanggup Bayar Utang, Saham BUMN Waskita Karya Dibekukan

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com