JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia menyampaikan catatan kritis untuk negara-negara ASEAN. Dia berpendapat, selama ini kekompakan yang terjalin dari negara-negara ASEAN belum terlalu kuat.
Hal itu dia ungkapkan dalam ASEAN Investment Forum, Sabtu (2/9/2023).
"Satu catatan kritis dari saya, saya melihat kita di ASEAN, kekompakan kita belum terlalu kuat. Kita tidak boleh lagi untuk tidak membuka tabir ini," ujarnya dikutip dari YouTube Kementerian Investasi, Sabtu (2/9/2023).
"Ada pepatah di kampung saya di Papua, sapu lidi itu kecil dan ketika dia menyapu kotoran dengan satu lidi dia tidak bisa membawa kotoran itu. Tapi kalau satu lidi itu diikat menjadi satu ikatan besar, jangankan daun, batu pun akan tergeser dari sebuah kerja sama yang baik dari sapu lidi itu," sambungnya.
Baca juga: Bahlil Sebut Tiga Konglomerat RI Siap Berinvestasi Bangun IKN
Menurutnya, berkompetisi tidak dilarang namun kolaborasi juga diperlukan.
"Kita boleh berkompetisi tetapi juga kita harus melakukan kolaborasi. Karena tidak ada negara atau suatu kelompok usaha di dunia yang hebat kalau cuma hanya mengandalkan kompetisi, tapi kolaborasi Itulah salah satu kata kunci," kata Bahlil.
Mantan Ketua Umum Hipmi ini berkata bahwa hilirisasi adalah upaya untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi Negara ASEAN.
"Bapak/ibu semua saya memberikan satu contoh bahwa hilipisasi ini merupakan satu pintu masuk untuk pertumbuhan ekonomi ASEAN yang lebih baik. Kenapa? kami di Indonesia mencoba untuk memformulasikan Indonesia Emas pada tahun 2045 dengan satu instrumen khususnya di bidang investasi untuk kita dorong di sektor hilirisasi di grup satu komoditas," papar Bahlil.
Baca juga: Bahlil: Perusahaan Asing Rugi jika Tak Kembangkan Manufakturnya di Indonesia
Bahlil menyebut, sampai dengan 2040, Indonesia berencana meraih nilai investasi sebesar 545,3 miliar dollar AS untuk meningkatkan produk domestik bruto (PDB).
"Ini untuk kemudian pendapatan per kapita kita bisa mencapai di atas 20.000 dan kita termasuk nanti target Kami adalah GDP terbesar 6 di dunia. Insya Allah, kalau ini mampu kita lakukan secara baik maka saya yakin dan percaya khususnya Indonesia dan ASEAN akan juga memberikan kontribusi terbaiknya. Selama ini kami khususnya di Indonesia, betul-betul fokus hilirisasi mineral," tuturnya.
Baca juga: Tahun Politik, Bahlil Yakin Target Investasi Rp 1.400 Triliun Tercapai
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.