Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rosyid Bagus Ginanjar Habibi
ASN

Pegawai Badan Kebijakan Fiskal

Sri Mulyani dan Strategi Krisis Ray Dalio

Kompas.com - 09/09/2023, 11:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

JAGAD media sosial dibuat heboh postingan tokoh politik yang mengunggah foto sedang membaca buku berjudul A Template for Understanding Big Debt Crises karya Ray Dalio, beberapa waktu lalu.

Dalio adalah seorang investor dan pendiri Bridgewater Associates, salah satu perusahaan investasi terbesar di dunia.

Selama krisis keuangan global pada 2008, ia mengambil beberapa tindakan untuk mencegah dampak krisis terhadap investasi dan dana yang dikelolanya.

Dalio menguraikan bahwa krisis utang besar terjadi ketika sejumlah besar utang tidak dapat dilunasi dan peminjam tidak dapat membayar kembali pinjaman mereka.

Krisis keuangan global dimulai pada 2007 dan mencapai puncaknya pada September 2008 dengan kebangkrutan bank investasi ternama Lehman Brothers.

Krisis ini dipicu gelembung spekulatif di pasar perumahan Amerika Serikat dan ekspansi kredit berlebihan yang menyebabkan harga properti semakin tinggi dan kenaikan utang berlebihan.

Ketika gelembung itu pecah, banyak bank dan lembaga keuangan yang terkena dampaknya dan krisis mulai menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia.

Menteri Keuangan saat itu, Sri Mulyani Indrawati (SMI), berhasil mencegah dampak krisis keuangan global pada 2008 terhadap perekonomian Indonesia melalui sejumlah tindakan yang efektif.

SMI meningkatkan cadangan devisa Indonesia dengan menunda penggunaan sementara untuk proyek pembangunan infrastruktur dan meningkatkan kerja sama dengan lembaga keuangan internasional.

SMI juga melakukan intervensi di pasar mata uang untuk menjaga stabilitas rupiah dan mengurangi risiko penurunan nilai tukar.

Penempatan bunga acuan di level yang tepat turut sukses menjaga keseimbangan inflasi dan pertumbuhan ekonomi.

Di sektor keuangan, SMI mengurangi risiko kredit dan memperketat pengawasan terhadap industri keuangan.

Selain itu, ia juga memperkuat peraturan dan pengawasan terhadap lembaga keuangan untuk mencegah kejadian yang merugikan nasabah dan lembaga keuangan.

Pemberian stimulus fiskal dalam bentuk pemberian subsidi tak luput dari perhatiannya untuk mendorong pengeluaran konsumen dan menurunkan suku bunga perangsang investasi.

Langkah SMI berhasil mempertahankan stabilitas ekonomi Indonesia pada saat yang sangat sulit.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com