MANGGARAI BARAT, KOMPAS.com - Indonesia belum berencana untuk masuk ke dalam kelompok BRICS. BRICS adalah perkumpulan negara-negara berkembang utama di dunia.
Saat ini anggota BRICS adalah Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Beberapa negara anggota baru BRICS yang akan bergabung pada tahun 2024 yaitu Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Iran, Ethiopia, Mesir, dan Argentina.
Chief Economist PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Andry Asmoro menimbang untung rugi Indonesia bergabung dengan BRICS. Yang jelas, jika Indonesia bergabung akan ada akses pasar yang lebih luas untuk kerja sama perdagangan.
Baca juga: Apa Alasan Indonesia Belum Masuk BRICS?
"Kalau makin besar otomatis, dibandingkan dengan G7 lebih besar lagi. Akses marketnya besar," kata Andry di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (9/9/2023).
Ia menambahkan, kerja sama perdagangan Indonesia semisal bergabung dengan BRICS dapat berupa Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) atau trade agreement.
Namun, di sisi lain, kalaupun disebut ada kerugian, Asmoro menjelaskan menjadi anggota BRICS tidak menguntungkan secara geopolitik.
"Kita perlu hati-hati karena BRICS adalah negara yang secara geopolitik juga tidak menguntungkan," imbuh dia.
Baca juga: Mengenal BRICS, Kelompok Negara yang Disebut-sebut Tandingan G7
Salah satu anggota BRICS adalah Rusia. Untuk itu, Indonesia perlu menyeimbangkan hal tersebut mengingat adanya jalinan kerja sama dengan Amerika Serikat.
Indonesia sendiri telah memiliki kebijakan yang jelas soal kerja sama internasional tersebut.
"Jadi masih fluid (cair) ini apakah akan dibawa ke geopolitiknya seperti apa," tandas dia.