Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peternak Ayam Mengadu ke DPR, Keluhkan Harga Telur Jatuh tetapi Pakan Mahal

Kompas.com - 18/09/2023, 15:26 WIB
Elsa Catriana,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

Ilustrasi peternakan ayam.SHUTTERSTOCK/PHOTOARTE Ilustrasi peternakan ayam.

"Di Jawa Timur itu harga sudah peternak beli Rp 6.400, Rp 6.500, HAP Rp 5.000. Selisihnya cukup besar, harga jual tidak boleh naik," ungkapnya.

Untuk itu peternak meminta pemerintah agar bisa mengimplementasikan HAP yang sudah diatur dalam Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 5 Tahun 2022.

Peternak juga ingin Komisi IV DPR RI menyampaikan semua aspirasi dari peternak kepada Kementerian Pertanian dan Badan Pangan Nasional.

Baca juga: Jelang Akhir Pekan, Harga Beras, Ayam, dan Telur di Jakarta Naik

Menurut Hidayaturrahman, saat ini populasi peternak sudah sangat menurun. Dia juga meminta ada subsidi jagung untuk mengatasi mahalnya harga salah satu bahan baku pakan ternak itu.

"Upaya pemerintah dan sering kewajiban pemerintah dan itu populasinya turun 25 sampai 30 persen. Mestinya disediakan subsidi jagung. Ketersediaan, harga, kalau ongkos produk naik, harga dikunci, bagaimana? Peternak ini korban di tengah," kata dia.

Ihwal keluhan itu Ketua Komisi IV DPR RI Sudin mengatakan, carut marut perunggasan terjadi karena Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian (Dirjen PKH Kementan) yang tidak serius menyikapi persoalan itu. Imbasnya, baik dari sisi hulu hingga hilir perunggasan berantakan.

"Kementerian Pertanian tidak serius dalam permalahan perunggasan. Solusi kebijakannya tidak menyelesaikan akar penyelesaian," ujar Sudin.

Baca juga: Tembus Pasar Dunia, Indonesia Ekspor Telur Ayam ke Singapura Senilai Rp 1,15 Miliar

Menurut dia, Komisi IV DPR juga melihat belum ada perencanaan dan kalkulasi yang matang dari hulu hilir secara komprehensif, sehingga berpengaruh dalam negeri baik kelebihan dan kekurangan.

Walau demikian, lanjut Sudin, keluhan para peternak ayam itu akan dikomunikasikan ke Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk dicari solusinya.

"Nanti aspirasi ini kami akan buatkan surat ke Bapanas. Masalah jumlahnya berapa itu bukan urusan kami, kami hanyak bisa mengusulkan saja," pungkas Sudin. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com