JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendukung hilirisasi silika yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai bahan baku industri semikonduktor.
Staf Ahli Bidang Penguatan Kemampuan Industri Dalam Negeri, Ignatius Warsito mengatakan, Indonesia belum mengoptimalkan industri semikonduktor khususnya pengolahan silika menjadi wafer silikon berbasis Solar Grade Silicon (SGS) dan Electronic Grade Silicon (EGS).
Padahal, kata dia, industri semikonduktor memiliki prospek sebagai penghasil devisa dan pencipta lapangan kerja yang besar.
“Indonesia perlu mendorong pengembangan industri hulu dan industri antara melalui hilirisasi silika menjadi wafer silikon berbasis Solar Grade Silicon (SGS) dan Electronic Grade Silicon (EGS)," kata Warsito melalui laman resmi Kemenperin, Senin (18/9/2023).
Baca juga: Hilirisasi Industri dan Dampaknya bagi Perekonomian Nasional
Warsito mengatakan, hilirisasi silika menjadi wafer silikon diharapkan mendukung kemandirian industri photovoltaic (PV) module dan semikonduktor dalam negeri.
Ia mengatakan, pengembangan hilirisasi silika menjadi wafer silikon membutuhkan beberapa kegiatan penunjang, seperti penyusunan roadmap industri wafer silikon dan pembuatan pohon industri secara komprehensif.
Sementara itu, Direktur Industri Semen, Keramik, dan Pengolahan Bahan Galian Non Logam (ISKBGNL) Kemenperin, Wiwik Pudjiastuti mengatakan, berdasarkan data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, terdapat 328 perusahaan pencadangan pasir silika, 98 pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP), 82 Pemegang IUP Eksplorasi dengan realisasi penambangan pasir silika pada 2021 sebesar 2,01 juta meter kubik, dan 330 juta ton total cadangan.
Adapun lokasi potensial tambang pasir silika ada di Bangka Belitung, Kalimantan tengah, dan Kalimantan Barat.
Baca juga: Jokowi: Presiden Selanjutnya Jangan Hentikan Hilirisasi
"Sedangkan Kuarsit total sumber dayanya sebesar 297 juta ton dan lokasi utama potensi penambangannya ada di Aceh,’’ kata Wiwik.
Wiwik mengatakan, berdasarkan Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas) Kemenperin, saat ini tercatat ada 21 perusahaan pengolahan pasir silika dengan kapasitas terpasang 738.536 ton per tahun (tpy) dengan realisasi volume produksi dari sembilan perusahaan pada tahun 2022 sebesar 404.755 ton.
“Dari sembilan perusahaan yang tersebar di Jawa dan Kalimantan tersebut, utilisasinya sebesar 68,48 persen. Sedangkan untuk jenis produknya, masih diminati pasir silika, tepung silika dan resin coated sand,’’ ujarnya.
Lebih lanjut, Wiwik mengatakan, dari sisi potensi bahan baku industri PV dan semikonduktor, data BPS tahun 2022 menyebutkan potensi nilai substitusi impor untuk Wafer Silikon mencapai 17,7 juta dollar AS, 120 juta dollar AS produk semi konduktor, 6,2 juta dollar AS untuk solar cell tidak dirakit, dan mencapai 65,9 juta dollar AS untuk solar cell dirakit.
“Apabila bisa disiapkan di dalam negeri, tentunya ini menjadi potensi yang sangat besar untuk Indonesia, sehingga potensi-potensi substitusi impor produk olahan silika sebagai bahan baku industri PV dan semikonduktor tersebut dapat diraih,” ucap dia.
Baca juga: Soal Hilirisasi, Jokowi: Kita Ini Ekspor Bahan Mentah sejak VOC...
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.