"Pokoknya kita porter pada duduk semua, kan ini enggak ada kerjaan. Biasanya disuruh angkut barang ke Stasiun Tanah Abang, lah ini pelanggan tetap saya aja tutup," jelas dia.
Hal itu diamini oleh Anton, salah satu pedagang Pasar Tanah Abang Blok B. Dia mengatakan, TikTok Shop sangat merugikan pedagang.
Baca juga: Menkop Teten Sidak Pasar Tanah Abang, Ungkap Omzet Pedagang Turun hingga 50 Persen
Sebab, menurut dia, harga jual di platform tersebut jauh lebih murah dibanding di mal dan juga Pasar Tanah Abang.
"Minta tolong ke Pak Menteri, online shop TikTok berpengaruh banget buat pedagang di sini," ujar Anton.
Bahkan menurut dia, harga barang di TikTok Shop keterlaluan murah. Dia mencontohkan dirinya menjual gamis seharga Rp 100.000 per piece, sementara di TikTok Shop ada yang menjual Rp 39.000.
"Bingung lah kenapa bisa murah sekali harganya, padahal bahan yang dipakai sama. Kalau kami bikin sendiri juga tidak masuk harganya, kenapa di online bisa Rp 39.0000. Itu tak masuk di akal," ungkap dia.
Baca juga: Soroti Sepinya Pasar Tanah Abang, Teten: Produk Nasional Kalah...
Karena itu omzetnya pun turun drastis saat ini. Biasanya ia bisa mengantongi Rp 20 juta per hari. Namun saat ini, Rp 2 juta saja dirasakan sudah berat.
"Ini saja sudah kami kasih potongan harga tetap saja (enggak laku)," kata Anton.
Hal ini juga dirasakan dampaknya oleh Anggi, pedagang pakaian di Blok B Pasar Tanah Abang. Ia meminta pemerintah menutup TikTok Shop karena membuat omzetnya turun drastis.
"Omzet berkurang sampai 80 persen hingga 90 persen. Biasanya saya dapat Rp 40 juta-Rp 50 juta (sehari) sekarang Rp 1 juta saja sulit," ujarnya.