Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

The Fed Beri Sinyal Akan Naikkan Suku Bunga, Wall Street Ditutup Melemah

Kompas.com - 21/09/2023, 07:40 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com – Bursa Saham AS atau Wall Street berakhir di zona merah pada penutupan perdagangan Rabu (20/9/2023). Saham-saham mengalami penurunan usai The Fed memberikan sinyal masih akan menaikkan suku bunga tahun ini.

Nasdaq Komposit turun 1,5 persen (209,06 poin) pada level 13.469,13. Sementara itu, S&P 500 melemah 0,9 persen (41,7 poin) pada posisi 4.402,2, dan Dow Jones Industrial Average (DJIA) terkoreksi 0,2 persen pada posisi 34.440,87.

Ketiga ideks utama Wall Street merespon pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell dan mendorong pergerakan pada sesi terendah. Saham Microsoft ambles 2,4 persen, dan saham Nvidia melemah 3 persen. Sementara itu, saham Alfabet induk Google terkoreksi 3,12 persen.

Dikutip dari CNBC, The Fed mempertahankan suku bunga tetap stabil, seperti yang telah diantisipasi secara luas. Namun bank sentral itu mengindikasikan bahwa akan ada satu kali kenaikan suku bunga lagi diperkirakan terjadi sebelum akhir tahun ini.

Baca juga: IHSG Berakhir di Zona Hijau, Rupiah Melemah

Bank sentral AS mengisyaratkan akan mengakhiri kampanye kenaikan suku bunga setelah kenaikan tersebut dan mulai menurunkan suku bunga tahun depan. Posisi suku bunga pada tingkat yang lebih tinggi diisyaratkan hingga Juni tahun depan.

Pasar saham berfluktuasi ketika investor mendengarkan Ketua Fed Powell memberikan pandangannya mengenai suku bunga. Powell mengatakan bahwa bank sentral lain juga melakukan tindakan dengan hati-hati dalam menaikkan suku bunga lebih lanjut.

Powell juga mencatat bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan dalam memerangi inflasi. Dia berkomentar bahwa soft landing perekonomian masih mungkin terjadi dan merupakan tujuan utamanya, namun bukan skenario dasarnya.

Baca juga: Jangan Sampai Terjebak, Siapkan Hal-hal Ini Jika Mau Beli Saham IPO

“Perekonomian AS terlalu kuat dan siklus kenaikan suku bunga ini akan berlangsung lebih lama dari yang diinginkan Wall Street,” kata Edward Moya, analis pasar senior di Oanda.

Saham-saham teknologi terseret turun dalam sesi ini, dimana perusahaan teknologi informasi dan layanan komunikasi merupakan dua sektor dengan kinerja terburuk di S&P 500. Investor telah membeli saham-saham teknologi dan saham-saham pertumbuhan lainnya tahun ini dengan harapan bahwa Fed sudah melakukan pengetatan kebijakan pada saat ini.

Departemen Keuangan AS mencatat imbal hasil Treasury AS tenor 2 tahun melonjak ke level tertinggi sejak Juli 2006, sedangkan imbal hasil Treasury 10 tahun mencapai angka tertinggi yang belum pernah terjadi sejak November 2007.

Pergerakan tersebut menimbulkan kekhawatiran mengenai dampak kenaikan suku bunga dan kemungkinan memberikan tekanan pada saham-saham teknologi.

Baca juga: Pertumbuhan Setoran Pajak Kian Melambat

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Saham GOTO Malah Anjlok Setelah TikTok Resmi Masuk Tokopedia, Ini Sebabnya Kata Analis

Saham GOTO Malah Anjlok Setelah TikTok Resmi Masuk Tokopedia, Ini Sebabnya Kata Analis

Whats New
Per November 2023, Pemerintah Kantongi Rp 16,24 Triliun dari Pajak Digital

Per November 2023, Pemerintah Kantongi Rp 16,24 Triliun dari Pajak Digital

Whats New
TikTok Shop Buka Lagi, Manajemen Surati Mantan 'Seller' untuk Kembali Berjualan

TikTok Shop Buka Lagi, Manajemen Surati Mantan "Seller" untuk Kembali Berjualan

Whats New
Wujudkan Indonesia Maju 2045, PT PII Dukung Pembangunan Infrastruktur Indonesia melalui Skema Creative Financing

Wujudkan Indonesia Maju 2045, PT PII Dukung Pembangunan Infrastruktur Indonesia melalui Skema Creative Financing

Whats New
TikTok-GoTo Resmi Berkongsi, Menkop: Jangan Jual Barang Impor Ilegal

TikTok-GoTo Resmi Berkongsi, Menkop: Jangan Jual Barang Impor Ilegal

Whats New
Cak Imin Kritik Kartu Prakerja, Manajemen: Kita Tidak Melatih Orang Menonton YouTube

Cak Imin Kritik Kartu Prakerja, Manajemen: Kita Tidak Melatih Orang Menonton YouTube

Whats New
Efisiensi Logistik lewat Teknologi Digital, Manfaat dan Tantangannya

Efisiensi Logistik lewat Teknologi Digital, Manfaat dan Tantangannya

Whats New
Budaya Kerja Positif Kunci Sukses Perusahaan

Budaya Kerja Positif Kunci Sukses Perusahaan

Whats New
Digitalisasi Berkembang Pesat, Ini Kiat untuk Menguatkan Keamanan Cloud

Digitalisasi Berkembang Pesat, Ini Kiat untuk Menguatkan Keamanan Cloud

Whats New
Tips Memilih Produk Asuransi dari OJK, Ini yang Harus Diperhatikan

Tips Memilih Produk Asuransi dari OJK, Ini yang Harus Diperhatikan

Earn Smart
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Puncak Shopee 12.12 Birthday Sale Hadirkan Live Flash Sale Motor hingga Mobil Cuma Rp 12.000, Ini Rinciannya

Puncak Shopee 12.12 Birthday Sale Hadirkan Live Flash Sale Motor hingga Mobil Cuma Rp 12.000, Ini Rinciannya

Whats New
Resmi Kerja Sama, TikTok Suntik Rp 23,4 Triliun ke GoTo

Resmi Kerja Sama, TikTok Suntik Rp 23,4 Triliun ke GoTo

Whats New
Kemelut Ekonomi Tiongkok

Kemelut Ekonomi Tiongkok

Whats New
Resmi, GoTo dan TikTok Sepakati Kerja Sama

Resmi, GoTo dan TikTok Sepakati Kerja Sama

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com