"Kami sudah live enggak ada yang cekout sama sekali pak. Sudah hampir 2 bulan, 3 bulan," kata karyawan Toko Jaya Makmur.
Baca juga: Pedagang Pasar Tanah Abang Dukung Pemerintah Larang Tiktok Shop untuk Berjualan
"Padahal kita sudah teriak-teriak sampai suara saya habis, kadang kita live enggak ada yang check out," tambahnya.
Bahkan dia bilang, pernah mengalami hanya bisa menjual 3 baju selama sepekan. Sepinya penjualan ini terjadi sebelum Idul Fitri, tetapi semakin parah setelah Idul Adha lalu.
Karyawan tersebut mengungkapkan, kondisi ini karena harga barang yang banyak dijual di social commerce bisa dipatok lebih murah dengan yang dijual di toko fisik seperti tokonya.
Kendati demikian, dia mengaku tidak keberatan jika sosial media menjadi wadah untuk mempromosikan barang jualan
Baca juga: Omzet Turun Drastis, Pedagang Pasar Tanah Abang Minta Menkop Tutup TikTok Shop
"Buat promosi enggak masalah tapi kalau buat jualan kayanya masyarakat itu lebih turun pak. Karena customer saya biasa 2 minggu 1 minggu bisa 3 kali pak, kemarin 3 minggu sekali. Bilang 'Ngapain lu ke Tanah Abang? Tanah Abang udah sepi, di TikTok aja murah,'" jelasnya.
Pada akhir kunjungannya, Mendag mengungkapkan seluruh pedagang yang dia datangi mengeluhkan sepinya penjualan akhir-akhir ini.
"Dari awal datang semua bilang sepi," ujar Mendag.
Oleh karenanya, dia menyebut pemerintah harus hadir melindungi para pedagang dan UMKM dengan cara mengatur social commerce dan barang impor.