Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang Tanah Abang Keluhkan Harga di TikTok Shop Jauh Lebih Murah, Ini Kata Mendag

Kompas.com - 28/09/2023, 21:17 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pedagang aksesoris di Pasar Tanah Abang keluhkan harga barang yang dijual di TikTok Shop lebih murah dari harga barang yang dijual di pasaran.

Hal ini menyebabkan penjualannya menjadi turun drastis selama setahun belakangan. Padahal letak toko pedagang tersebut cukup strategis di Blok A Tanah Abang sehingga sebelumnya biasa ramai dikunjungi pembeli.

"Benar-benar kerasa kalah saing banget sama online sih. Harganya juga, barang juga (kalah saing). Kan kalau online itu langsung dari sana ya jadi bisa jual harga murah," curhat pedagang Toko Dasya Accessories saat disambangi Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan di tokonya, Jakarta, Kamis (28/9/2023).

Baca juga: Pedagang Tanah Abang Curhat ke Mendag: Pak, Pengunjung Enggak Ada yang Datang

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat mengunjungi Blok A Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Kamis (28/9/2023) siang.KOMPAS.com/MUHAMMAD NAUFAL Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat mengunjungi Blok A Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Kamis (28/9/2023) siang.

"Dari mana (pedagang TikTok Shop dapat barang dengan harga murah)?" tanya Mendag kepada pedagang tersebut.

"Dari importir, orang-orang di TikTok itu. Jadi harga kita ambil dari importir ke sini jauh beda, mereka langsung jual lebih murah. Impor-impor gitu kan, kita juga sama lah kaya gini impor-impor. Kalau di online mereka kaya gini tuh bisa jual di bawah ini banget," jelas pedagang.

Keluhan serupa juga dilontarkan oleh karyawan Toko Jaya Makmur. Dia mencontohkan, harga gamis yang dijual di tokonya sebesar Rp 95.000 sedangkan barang yang sama dijual seharga Rp 50.000 di TikTok Shop.

Akibat hal ini, dia pernah hanya bisa menjual 3 baju saja dalam kurun waktu satu minggu. Padahal dia juga telah mencoba untuk berjualan online dengan melakukan live streaming, namun tidak membuahkan hasil.

Baca juga: Kunjungi Pasar Tanah Abang, Mendag Borong Baju hingga Aksesoris

"Pernah (seminggu laku 3 baju). Saya menerima gaji pun malu Pak, karena saya sebagai karyawan di sini. Padahal sudah teriak-teriak sampai suara saya habis. Kadang kita live enggak ada yang check out," ucap karyawan Toko Jaya Makmur.

Mendag menjelaskan, perbedaan harga yang cukup signifikan antara toko fisik dan toko online ini disebut sebagai predatory pricing atau strategi jual rugi.

Strategi berdagang ini memang memberikan harga murah di awal kemunculannya, bahkan tidak jarang jual rugi. Hal ini dapat merusak harga pasar, sehingga pedagang lainnya tumbang karena kalah saing.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com