JAKARTA, KOMPAS.com - Penjualan kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV) tertahan karena lamanya pencairan subsidi pada para produsen EV.
Menurut Direktur Komersial PT Hartono Istana Teknologi (Polytron) Tekno Wibowo, kendala yang dihadapi Agen Pemegang Merek (APM) saat ini adalah lamanya proses verifikasi penyaluran motor listrik bersubsidi, yang bisa menghabiskan sampai 45 hingga 60 hari.
Padahal sebelumnya pemerintah menjanjikan proses pencairan subsidi hanya dengan 7 hari. Di sisi lain juga, penjualan motor listrik yang sebelumnya direncanakan mencapai 200.000 unit sepanjang tahun 2023, saat ini masih sekitar 7.219 yang terproses.
Baca juga: Penjualan Motor Listrik Subsidi Masih Jauh dari Target
Merujuk dari data di laman SISAPIRa, sampai dengan Rabu (18/10/2023) sore sebanyak 1.411 kendaraan motor listrik sudah berhasil tersalurkan. Itu artinya, pemerintah sudah mengeluarkan sekitar Rp 9,88 miliar untuk motor listrik.
Sementara, sebanyak 4.877 unit masih dalam proses pendaftaran dan 931 unit sudah masuk proses verifikasi.
Terkait penjualan motor listrik yang masih jauh dari target yang dicanangkan oleh pemerintah, dua asuransi ini juga nampaknya lebih tertarik untuk membuat produk asuransi mobil listrik dibandingkan motor listrik.
Baca juga: Syarat dan Cara Mendapatkan Subsidi Motor Listrik
Presiden Direktur Asuransi Bintang (ASBI) HSM Widodo mengatakan bahwa saat ini perusahaannya masih menunggu ekosistem pengelolaan baterai untuk EV, karena menurutnya komponen baterai rata-rata 40 persen dari harga yang diberikan.
Widodo juga mengatakan bahwa ASBI saat ini masih fokus pada produk asuransi mobil listrik dan belum memiliki rencana untuk meluncurkan asuransi motor listrik.
“Kita memang tidak konsentrasi ke motor karena memang butuh volume (populasi pertanggungan dan premi) yang cukup,” ujar Widodo pada Kontan, Rabu (18/10/2023).
Baca juga: United Bike Rambah Bisnis Motor Listrik, Terapkan TKDN di Atas 40 Persen
Selain ASBI, Simas Insurtech juga memiliki rencana untuk meluncurkan produk asuransi kendaraan listrik di tahun 2024 mendatang, meskipun mereka juga hanya akan memfokuskannya pada mobil listrik.
“Patokannya tentu dengan semakin banyaknya varian mobil listrik di market dan semakin kuatnya dukungan pemerintah untuk meringankan bea masuk,” ujar Direktur Utama Asuransi Simas Insurtech Teguh Aria Djana. (Reporter: Vina Destya | Editor: Handoyo)
Baca juga: Anak Buah Luhut: Permintaan Motor Listrik Bersubsidi Rp 7 Juta Naik Dua Kali Lipat
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Ini Penyebab Penjualan Motor Listrik Kurang Ngegas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.