JAKARTA, KOMPAS.com - Menjadi pekerja lepas atau freelancer tentunya bukan hal yang baru di masyarakat. Perkembangan pesat di bidang teknologi membawa dampak positif bagi pemberi kerja dan pencari kerja terutama freelancer.
Bekerja freelance atau sebagai freelancer seringkali dipilih karena dianggap dapat meningkatkan work-life balance dibandingkan bekerja sebagai karyawan di suatu perusahaan.
Selain itu, freelancer bisa menyesuaikan waktu kerja, ritme kerja, tempat kerja, bahkan rate mereka sendiri, tergantung pada proyek yang sedang dikerjakan.
Baca juga: Dana Darurat Penting Dimiliki Pekerja Freelance, Mengapa?
Sebab, dengan menjadi seorang freelancer, kamu tidak akan mendapatkan tunjangan asuransi kesehatan, hari raya, pensiun, dan tunjangan lainnya.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui laman resminya memberikan beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mengatur keuangan agar tetap stabil meskipun setiap bulannya tidak memiliki pendapatan yang tetap. Berikut beberapa tips mengatur keuangan untuk freelancer.
Pendapatan kamu sebagai freelancer mungkin tidak tetap, namun usahakan agar memiliki rata-rata pengeluaran yang bersifat tetap.
Baca juga: Satgas OJK Imbau Masyarakat Waspadai Penipuan Lowongan Kerja Freelance
Hindari pengeluaran besar yang sebenarnya bukan bersifat kebutuhan utama dan pastikan pengeluaran stabil setiap bulannya. Lakukan pencatatan pengeluaran, baik secara bulanan atau tahunan.
Semakin detail pencatatan, semakin baik pula kamu mengetahui posisi keuangan saat ini. Dengan mengetahui pengeluaran rutin per periode tertentu, anda bisa memproyeksikan target penghasilan minimal untuk periode tersebut.
Walaupun pemasukan lebih besar melalui pekerjaan atau proyek yang bervariasi, ada baiknya alokasi pengeluaran tetap stabil, setidaknya secara persentase.
Penghasilan freelancer yang tidak stabil setiap bulannya perlu disiplin yang tinggi untuk menyisihkan pendapatannya pada pos tabungan maupun dana darurat.
Baca juga: Marak Penipuan Kerja Berkedok Freelance, Masyarakat Diminta Waspada
Freelancer memiliki potensi risiko yang lebih besar untuk kehilangan pendapatan dibanding karyawan kantoran (pegawai tetap).
Oleh karena itu, ada baiknya untuk menyediakan tabungan dan dana darurat yang lebih besar ketimbang karyawan yang memilikipenghasilan tetap per bulan.
Dilansir riset Willis Tower Watson, kenaikan biaya kesehatan di Indonesia mencapai 10 persen per tahun.
Melihat biaya kesehatan yang terus naik, sangat berisiko bila kamu tidak memiliki jaminan kesehatan. Kamu bisa saja kehilangan uang yang besar saat harus menjalani proses rawat jalan, rawat inap, atau bahkan tindakan operasi.
Baca juga: Simak 5 Pekerjaan Freelance yang Paling Banyak Dibutuhkan
Ada baiknya untuk memiliki BPJS Kesehatan atau asuransi kesehatan lainnya. Kedua jaminan kesehatan ini memiliki fungsi yang saling mengisi.
Jika dilihat dari imbal hasilnya, investasi dibedakan menjadi dua, yaitu yang bisa memberikan pendapatan tetap berupa pembayaran imbal hasil pasti berupa bunga rutin per bulan, dan instrumen pertumbuhan yang tak memberikan bunga, tetapi memberikan capital gain ketika dijual kembali.
Para freelancer sebaiknya menulis tujuan-tujuan keuangan dalam jangka pendek hingga panjang dengan rinci agar kemudian dapat ditentukan instrumen investasi mana yang paling sesuai dengan profil risiko investasi yang dimiliki.
Demikian tips mengatur keuangan bagi freelancer dari OJK. Semoga membantu!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.