Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Alsintan Masih Dibutuhkan Petani, Kementan Akan Evaluasi Kontrak 

Kompas.com - 30/10/2023, 17:58 WIB
Inang Sh ,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya meningkatkan produksi pertanian. Salah satu caranya dilakukan dengan memastikan ketersediaan pupuk dan benih unggul.

Selain itu, Kementan juga menggonjot mekanisasi pertanian demi mendorong keberhasilan peningkatan produksi.

Untuk mewujudkan peningkatan produksi, penyediaan alat dan mesin pertanian (alsintan) harus dilanjutkan. Dengan catatan, semua kontrak alsintan yang tertunda akan dievaluasi dan dilanjutkan jika administrasinya telah terbukti dilaksanakan dengan baik dan benar.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, tidak ada basa-basi dalam membangun Indonesia.

“Kerja saja. Pertanian Indonesia ini hebat. Pada 2017 sudah swasembada, pada 2019 swasembada, pada 2020 swasembada. Berarti kita bisa,” ungkapnya dalam keterangan pers, Senin, (30/10/2023).

Baca juga: Kementan Buka-bukaan soal Batalnya 10 Kontrak Alsintan Buntut Dugaan Korupsi Syahrul Yasin Limpo

Dia mengatakan, kontrak alsintan yang sudah ada akan dievaluasi dan ditindaklanjuti kembali untuk memenuhi kebutuhan petani

Pasalnya, alsintan sangat membantu petani bekerja lebih cepat dan efisien, sehingga produktivitas meningkat.

"Insya Allah akan kami tindak lanjuti. Kami sudah minta untuk dibuka kembali. Kenapa petani butuh Alsintan? Sebab, sekarang ini masih kurang," ujarnya.

Amran mengatakan, Kementan juga akan mempermudah petani dalam mengakses alsintan, yakni dengan sistem pinjam pakai melalui Brigade Alsintan di tingkat kabupaten.

"Kementan berkomitmen untuk membawa alsintan lebih dekat ke tangan petani untuk meningkatkan produktivitas mereka. Salah satunya melalui Brigade Alsintan di setiap kabupaten," sebutnya.

Baca juga: Mentan Amran Bakal Buka 10 Kontrak Alsintan yang Sempat Diblokir

Mantan Mentan periode 2014–2019 itu mengungkapkan, saat ini kebutuhan alsintan mencapai 50.000 unit. 

Meski demikian, Amran belum bisa menyebutkan jumlah alsintan yang tersedia secara spesifik.

"Saya lihat grafiknya pada tahun sekian menurun, tentu produksi turun. Saya sudah cek grafiknya ternyata kurang. Doakan biar unitnya bisa tambah lagi," katanya.

Amran menjelaskan, umur ekonomis alsintan adalah lima tahun. Setelah itu, alsintan akan memasuki umur teknis yang menyebabkan biaya alsintan lebih tinggi dari hasil yang diberikan.

"Lihat nanti kebutuhannya. Kami masih harus menghitung berapa luas lahan karena pertanian modern itu tidak bisa dihindari," terangnya.

Dia menilai, pertanian tidak lagi bisa dikelola secara tradisional jika ingin meningkatkan produksi komoditas, seperti membajak sawah dengan sapi.

Baca juga: Antrean Sertifikasi Produk Alsintan Tinggi, Kementan Gandeng UGM untuk Uji Produk

"Untuk itu, kita harus mengangkat pertanian modern. Harus menggunakan alsintan," jelasnya.

Hadapi ancaman krisis pangan nasional

Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya meningkatkan produksi pertanian dengan memanfaatkan alsintan.DOK. Humas Kementan Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya meningkatkan produksi pertanian dengan memanfaatkan alsintan.

Amran menambahkan, swasembada beras dan jagung sangat penting bagi Indonesia di tengah ancaman krisis pangan nasional. 

Sebab, Indonesia tengah memasuki masa tanam I pada Oktober-Maret, Mentan Amran berharap produksi padi dan jangung bisa terus ditingkatkan pada 2024.

“Kami akan mencetak sejarah lagi. Dulu kita pernah berhasil, tiga sampai empat kali swasembada. Kali ini kami akan ulang dan jadikan permanen,” tuturnya.

Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Ali Jamil mengungkapkan, ada sejumlah kontrak alsintan yang sempat dihentikan untuk dievaluasi ulang.

Baca juga: Program Alsintan Kementan Bantu Petani Banyuwangi Tingkatkan Produksi Pertanian

"Saat ini, kontrak alsintan kami evaluasi sesuai arahan Mentan Amran Sulaiman agar bisa dibuka kembali," ujarnya.

Ali menjelaskan, penambahan alsintan merupakan urgensi terhadap percepatan tanam dalam rangka mewujudkan target produksi beras dan jagung.

“Kini bagaimana kami berusaha menekan biaya pertanian sehingga biaya produksi bisa rendah, kemudian mampu meningkatkan produktivitas dan menekan cost produksi,” katanya.

Ali menilai, alsintan dibutuhkan untuk meningkatkan kesejahteraan petani, peningkatan produktivitas pertanian, menekan biaya, dan meningkatkan daya saing produk-produk pertanian.

“Bagaimana petani bisa meningkatkan produksi? Alsintan akan meningkatkan indeks tanam dan produktivitas. Jadi, otomatis peran alsintan ada di sana,” ujarnya.

Baca juga: Kementan Jalankan Akselerasi Peningkatan Luas Tanam serta Produksi Padi dan Jagung 2024 di Indonesia

Ali mengatakan, tenaga manusia lebih mahal dan sangat kurang, sehingga pemanfaatan alsintan dapat menekan biaya. Penggunaan alsintan dipercaya juga akan meningkatkan daya saing pertanian.

Menurut dia, urgensi lain terkait pemanfaatan alsintan adalah mengatasi kelangkaan tenaga kerja. 

Dia menyebutkan, manfaat penggunaan alsintan juga dirasakan bagi tenaga kerja pertanian yang semakin langka, bahkan sudah tua. Generasi muda dinilai masih enggan berkecimpung dalam dunia pertanian.

“Kontrak dilanjutkan untuk memenuhi tingkat kecukupan alsintan prapanen di daerah. Selain itu, juga untuk mendorong generasi muda masuk ke pertanian, tentunya pemanfaatan alsintan sangat diperlukan,” tegasnya.

Baca juga: Mentan Amran Optimistis Kedatangannya Bikin Citra Kementan Membaik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

MSIG Life Bayar Klaim Meninggal Dunia dan Kesehatan Rp 164 Miliar per Kuartal I 2024

MSIG Life Bayar Klaim Meninggal Dunia dan Kesehatan Rp 164 Miliar per Kuartal I 2024

Whats New
Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Di IPA Convex 2024, Pertamina, Petronas, dan MedcoEnergi Sepakat Prioritaskan Kolaborasi

Di IPA Convex 2024, Pertamina, Petronas, dan MedcoEnergi Sepakat Prioritaskan Kolaborasi

Whats New
Bank Mandiri: Suku Bunga Acuan Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Bank Mandiri: Suku Bunga Acuan Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3-S2, Simak Persyaratannya

Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3-S2, Simak Persyaratannya

Work Smart
Pemerintah Tetapkan 16 PSN Baru, Pelaksanaannya Disebut Tak Butuh APBN

Pemerintah Tetapkan 16 PSN Baru, Pelaksanaannya Disebut Tak Butuh APBN

Whats New
Kominfo Kembali Buka Pendaftaran Startup Studio Indonesia, Ini Syaratnya

Kominfo Kembali Buka Pendaftaran Startup Studio Indonesia, Ini Syaratnya

Whats New
41 PSN Senilai Rp 544 Triliun Dikebut Rampung 2024, Ini Kendala Pembangunannya

41 PSN Senilai Rp 544 Triliun Dikebut Rampung 2024, Ini Kendala Pembangunannya

Whats New
Bangun Smelter, Tahun Ini ADMR Alokasikan Capex hingga 250 Juta Dollar AS

Bangun Smelter, Tahun Ini ADMR Alokasikan Capex hingga 250 Juta Dollar AS

Whats New
Simak, 6 Tips Menjaga 'Work Life Balance'

Simak, 6 Tips Menjaga "Work Life Balance"

Work Smart
Haji Khusus dan Haji Furoda, Apa Bedanya?

Haji Khusus dan Haji Furoda, Apa Bedanya?

Whats New
Potensi Ekonomi Syariah Besar, BSI Gelar Pameran Produk Halal

Potensi Ekonomi Syariah Besar, BSI Gelar Pameran Produk Halal

Whats New
AXA Mandiri Lakukan Penyesuaian Premi Imbas dari Tingginya Inflasi Medis

AXA Mandiri Lakukan Penyesuaian Premi Imbas dari Tingginya Inflasi Medis

Whats New
Program Ternak Kambing Perah di DIY untuk Atasi Stunting dan Tingkatkan Ekonomi Warga

Program Ternak Kambing Perah di DIY untuk Atasi Stunting dan Tingkatkan Ekonomi Warga

Whats New
Menteri ESDM: Keberadaan Migas Tetap Penting di Tengah Transisi Energi

Menteri ESDM: Keberadaan Migas Tetap Penting di Tengah Transisi Energi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com