“Pengelolaan situs cagar budaya oleh perusahaan merupakan inisiatif menyeimbangkan industri dan nilai budaya, menjadi saranan edukasi dan membantu mempromosikan sejarah dan budaya kepada masyarakat luas,” ujar Vita.
Ketua Tim Kajian, Yadi Mulyadi mengatakan, CHMP ini merupakan dokumen pertama yang dihasilkan untuk sebuah perusahaan di Indonesia. Dia berhatap, dokumen CHMP dapat semakin mengoptimalkan upaya Semen Tonasa dalam pengelolaan Situs Cagar Budaya Bulu Sipong.
"Situs Cagar Budaya Bulu Sipong memiliki tinggalan gambar cadas adegan perburuan tertua di dunia, serta warisan budaya lainnya yang terdapat di wilayah konsesi dan sekitarnya. Kami berharap inisiatif ini akan mendorong perusahaan tambang lainnya untuk juga membuat dokumen CHMP sebagai bentuk keterlibatan aktif dalam melestarikan warisan budaya di area operasi terkait," ungkap Yadi.
Vita menambahkan, awal penetapan Taman Kehati Semen Tonasa dan Geopark Bulu Sipong sebagai kawasan konservasi bermula pada tahun 2018, di mana PT Semen Tonasa, Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan (kini BPK Wilayah XIX) dan Badan Pengelola Geopark Maros-Pangkep melihat adanya potensi kawasan topografi karst yang unik disertai tanaman endemik lokal, dan warisan arkeologi di lahan tambang tanah liat yang dikelola oleh perusahaan.
Baca juga: Manfaatkan Cloud, SMGR Mampu Tekan Biaya Operasional IT hingga 40 Persen
Saat itu, manajemen PT Semen Tonasa menetapkan kawasan Bulu Sipong seluas 31,64 hektare atau 11,3 persen dari total lahan tambang seluas 280 hektare sebagai kawasan konservasi.
Vita menambahkan, pengelolaan kawasan Situs Budaya Bulu Sipong aktif oleh anak usaha SMGR menjalin kerjasama dengan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XIX.
Upaya tersebut antara lain, revegetasi di kawasan konservasi, memonitor dan mengontrol kegiatan operasional untuk memastikan efek getaran dan debu tetap berada di bawah ambang batas, dan pengecoran jalan akses situs dan pengairan jalan tambang untuk mencegah debu.
"Kerja sama juga mencakup edukasi masyarakat tentang pentingnya pelestarian situs prasejarah untuk mencegah aksi perusakan, hingga memasang rambu dan pembatasan akses," tambah dia.
Baca juga: Terapkan Aspek K3, SMGR Tekan Angka Kecelakaan Kerja
Sejak 2018 hingga September 2023, PT Semen Tonasa telah bekerjasama dengan Badan Pengelola UNESCO Global Geopark Maros-Pangkep melalui penanaman 409 tanaman endemik dan total 863 tanaman untuk menambah keanekaragaman flora di Taman Kehati, di antaranya eboni (diospyros celebica), kayu kuku (pericopsis mooniana), dan bitti (vitex cofassus) yang merupakan tanaman endemik lokal. Kemudian ada juga beragam tanaman buah seperti jeruk, mangga, kelapa, rambutan, alpokat, durian dan sawo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.