Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER MONEY] Respons Menkominfo soal Rencana TikTok Buka "E-commerce" | QRIS Bisa Digunakan di Singapura

Kompas.com - 07/11/2023, 06:07 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Kontribusi paling besar disumbang 75 persen oleh koperasi pertanian, perikanan dan perhutanan (Nokyo, Gyokyo, dan Shinrin kumiai); disusul 11 persen koperasi konsumen (Seikyo); 9 persen koperasi berbasis finansial; 3 persen koperasi pekerja dan pensiunan, serta 1 persen koperasi lainnya.

Simak selengkapnya di sini

4. Pembangunan IKN Butuh 9,5 Juta Ton Baja, Produk Asing Minggir Dulu

Chairman Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) sekaligus Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, Purwono Widodo mengatakan, Ibu Kota Nusantara (IKN) membutuhkan 9,5 juta ton baja sampai selesai dibangun.

"IKN Nusantara tidak terlalu besar (kebutuhan bajanya) karena konstruksi. Paling 9,5 juta ton sampai akhir," kata Purwono dalam Press Conference IISIA Business Forum 2023 di Menara Kadin, Jakarta, Senin (6/11/2023).

Purwono mengatakan kebutuhan 9,5 juta ton baja untuk pembangunan IKN dilakukan dengan lima tahap setiap tahunnya.

Ia mengatakan produksi baja dalam negeri masih bisa memenuhi kebutuhan baja selama pembangunan IKN.

Selengkapnya baca di sini

5. Penyebab Ekonomi Indonesia Tumbuh di Bawah 5 Persen

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, Produk Domestik Bruto (PDB) nasional tumbuh 4,94 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal III-2023.

Realisasi ini mengakhiri tren pertumbuhan di atas 5 persen selama 7 kuartal terakhir. Laju pertumbuhan ekonomi itu juga melambat dibanding kuartal sebelumnya. Tercatat pada kuartal II-2023, PDB RI tumbuh 5,17 persen secara tahunan.

Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, perlambatan pertumbuhan itu salah satunya disebabkan oleh faktor musiman. Berdasarkan data historis, laju pertumbuhan ekonomi kuartal III memang lebih lambat dari kuartal II.

"Hal ini memang sejalan dengan pola yang terjadi tahun-tahun sebelumnya di mana pertumbuhan ekonomi di triwulan III selalu lebih rendah dari triwulan II kecuali tahun 2020 ketika terjadi pandemi Covid 19," tutur dia, dalam konferensi pers, Senin (6/11/2023).

Simak selengkapnya di sini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com