JAKARTA, KOMPAS.com - Menjelang akhir tahun 2023, para analis memproyeksikan kinerja PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) masih dapat mencapai target. Konsensus analis memproyeksikan laba bersih BTN dapat mencapai Rp 3,2 triliun ditopang Net Interest Margin (NIM) yang mencapai 4,0 persen.
Yap Swie Cu, analis Yuanta Sekuritas Indonesia menuliskan kinerja BTN diyakini masih on track. Salah satu penyumbangnya, lanjut Yap, yakni strategi kredit high-yield.
“Kami menjaga rekomendasi beli untuk Bank BTN,” tulis Yap dalam risetnya, dikutip Selasa (7/11/2023).
Baca juga: Fitur Baru di Aplikasi BTN Mobile, Ajukan KPR hingga Beli Tiket KA Whoosh
Senada, Edward Lowis, Head of Research Sucor Sekuritas memproyeksikan BBTN masih akan mencatatkan laba bersih di level Rp 3 triliun pada akhir 2023.
Salah satu penopang proyeksi tersebut yakni peningkatan kredit yang masih akan berlanjut di tahun ini dan mencapai pertumbuhan sebesar 10 persen.
“Kami masih mempertahankan rekomendasi beli,” ujar Edward.
Sebelumnya, BTN menyatakan hingga akhir tahun ini dapat menjaga pertumbuhan kredit di level double digit. Adanya insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) menjadi penyumbang kinerja positif perseroan.
Baca juga: BTN: Insentif PPN Akan Dorong Penyaluran KPR
Direktur Finance BTN Nofry Rony Poetra menjelaskan lebih dari 90 persen portofolio KPR BTN masih didominasi oleh rumah dengan harga di bawah Rp 2 miliar, termasuk di dalamnya yakni segmen rumah murah.
Selain fokus menyalurkan KPR Subsidi, BTN juga intens menyasar KPR Non Subsidi yang membidik segmen emerging affluent. Strategi tersebut dieksekusi dengan membuka 3 Sales Center di BSD, Kelapa Gading, dan Surabaya.