Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Irvan Maulana
Direktur Center of Economic and Social Innovation Studies (CESIS)

Peneliti dan Penulis

Pilpres dan Politik Kebijakan Industri

Kompas.com - 15/11/2023, 10:42 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Jika sektor-sektor ini benar-benar diakui memiliki keunggulan komparatif, artinya mereka dapat bersaing secara efektif tanpa campur tangan pemerintah yang berlebihan.

Peran pemerintah yang terlalu aktif dalam sektor ini justru dapat menciptakan distorsi dan hambatan bagi kompetisi dan menciptakan peluang untuk berkembangnya kronisme (memberikan proyek, keuntungan, atau perlakuan khusus kepada teman atau keluarga, tanpa memperhatikan merit atau kualifikasi).

Dengan memberi ruang kepada pasar untuk beroperasi tanpa intervensi berlebihan, kompetisi dapat berkembang dan mendorong efisiensi ekonomi.

Pada saat yang sama, pemerintah perlu fokus membangun kapasitas untuk sektor-sektor yang berpotensi menjadi unggulan pada masa depan, seperti sektor manufaktur berbasis teknologi tinggi, sektor jasa berbasis teknologi, dan sektor ekonomi kreatif.

Intervensi pemerintah diperlukan dalam sektor-sektor ini, termasuk dukungan melalui subsidi, keterlibatan BUMN, atau kredit terarah, untuk mendorong inovasi dan pertumbuhan yang berkelanjutan.

Sektor-sektor ini diharapkan dapat berkembang dengan baik jika masalah utama kegagalan pemerintah dapat diatasi dengan ketersediaan barang publik yang memadai.

Dengan kata lain, fokusnya seharusnya pada kebijakan horizontal yang mencakup dukungan pada infrastruktur dan layanan yang memberikan dampak secara umum.

Contoh konkret, Indonesia diakui dunia memiliki keunggulan komparatif dalam industri pariwisata.

Dalam hal ini, pendekatan kebijakan horizontal dapat melibatkan investasi dalam infrastruktur jalan dan transportasi untuk memudahkan akses ke destinasi wisata, listrik yang memadai untuk mendukung layanan di area wisata, serta peningkatan keamanan dan fasilitas bandara untuk menarik lebih banyak wisatawan.

Dengan fokus pada kebijakan horizontal, pemerintah tidak perlu secara langsung mengintervensi sektor pariwisata dengan memberikan subsidi, insentif, atau kepemilikan langsung.

Sebaliknya, upaya difokuskan pada menciptakan lingkungan umum yang mendukung dan meningkatkan sektor tersebut secara keseluruhan.

Pendekatan ini mengasumsikan bahwa keunggulan komparatif alamiah sektor pariwisata akan muncul secara positif jika kondisi umum mendukung pertumbuhan dan pengembangan industri tersebut.

Pada akhirnya, kita tidak hanya fokus meningkatkan kuantitas wisatawan, tetapi juga fokus membenahi kualitas pariwisata.

Perlu diingat, pemerintah berperan sebagai fasilitator, bukan sebagai pengambil risiko aktif. Kita bisa belajar dari industri otomotif di Korea, industri semikonduktor di Provinsi Taiwan, dan industri pesawat terbang di Brasil (Embraer) dianggap tidak memiliki keunggulan komparatif pada tahun 1960-an dan 1970-an.

Namun, semua sektor ini ternyata sektor komersial yang sangat besar dan menyumbang sebagian besar ekspor mereka. Ini berkat politik dan strategi pick the winners yang tepat.

Keberhasilan sektor-sektor ini melibatkan keberanian dalam mengambil risiko, penekanan pada pengembangan teknologi, dan dorongan politik yang kuat dalam menghadapi persaingan di pasar domestik dan internasional.

Ini menunjukkan bahwa pengembangan sektor industri unggulan memerlukan konsistensi dukungan politik dan komitmen jangka panjang pemerintahan yang akan datang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com