JAKARTA, KOMPAS.com - Selama pandemi Covid-19, pekerjaan jarak jauh atau remote working semakin populer dan favorit bagi banyak karyawan. Perusahaan menerapkan pola kerja remote working pun dianggap sebagai hal yang normal.
“Pekerjaan jarak jauh pada dasarnya dilakukan karena pandemi ini,” kata Nicholas Bloom, profesor ekonomi di Stanford University, dikutip dari CNBC, Jumat (17/11/2023).
Menurut Bloom, sebelum pandemi, pekerjaan jarak jauh jarang terjadi. Semua manajer dan profesional pada dasarnya melakukan pekerjaan jarak jauh hampir sepanjang tahun 2020.
Baca juga: WFH dan Remote Working, Apa Bedanya?
"Dan ternyata hal itu berhasil dengan sangat baik," tutur dia.
Namun demikian, ada anggapan bahwa tren remote working semakin pudar. Hal ini sejalan dengan meredanya pandemi Covid-19 dan perusahaan kembali menerapkan pola kerja dari kantor atau work from office (WFO).
“Beberapa penolakan terhadap kerja jarak jauh didorong oleh kekhawatiran terhadap produktivitas,” jelas Kory Kantenga, ekonom senior di LinkedIn.
“Ada beberapa studi eksperimental yang menunjukkan bahwa ada beberapa dampak produktivitas, yang mungkin disebabkan oleh pekerjaan jarak jauh," imbuh dia.
Baca juga: Cara Membangun Kepercayaan Tim Saat Remote Working
Nah, apa benar tren remote working semakin memudar?
Menurut Job van der Voort, CEO dan salah satu pendiri Remote, pihaknya sangat tidak setuju terhadap anggapan bahwa tren kerja jarak jauh saat ini sedang memudar karena masalah produktivitas.
"Sebagai perusahaan yang sepenuhnya melakukan pekerjaan jarak jauh dengan kehadiran di lebih dari 75 negara di seluruh dunia, kami adalah bukti bahwa pekerjaan jarak jauh tidak hanya sukses tetapi juga berkembang," ujar van der Voort dalam wawancara tertulis dengan Kompas.com.
Menurut dia, kuncinya terletak pada pemahaman bahwa pekerjaan jarak jauh bukan masalah mudah atau sulit tapi merupakan sesuatu yang beda.
Baca juga: 10 Kota Terbaik untuk Pekerja Remote di AS
"Tantangan muncul ketika seseorang gagal menginvestasikan waktu untuk belajar dan beradaptasi dengan cara kerja yang baru," sebut van der Voort.
Dia menjelaskan, salah satu kesalahpahaman adalah bahwa pekerjaan jarak jauh menyebabkan masalah produktivitas. Padahal, masalah sebenarnya adalah kurangnya pemahaman mengenai cara meraih kesuksesan dalam pengaturan kerja jarak jauh.
Pekerjaan jarak jauh mengharuskan karyawan untuk memiliki tekad dan proaktif. Bila dibandingkan dengan pengaturan kantor tradisional, inefisiensi dalam manajemen tim jarak jauh lebih sulit untuk disembunyikan.
Menjadi manajer yang baik dalam lingkungan kerja jarak jauh memerlukan upaya yang dilakukan secara sadar. Sayangnya, beberapa orang mengabaikan perlunya penyesuaian ini.
Baca juga: Mengenal Arti WFH dan Tipsnya Agar Tetap Produktif
"Selain itu, Remote's 2023 Workforce Report (Laporan Tenaga Kerja Remote tahun 2023), mensurvei perusahaan yang menerapkan model tenaga kerja jarak jauh sepenuhnya di seluruh dunia. Hasilnya, 58 persen tenaga kerja jarak jauh dalam negeri dan 72 persen tenaga kerja jarak jauh internasional mengatakan bahwa produktivitas meningkat," papar van der Voort.
Para pengambil keputusan juga merasakan peningkatan produktivitas karyawan sebesar 40 persen, peningkatan retensi karyawan sebesar 36 persen, dan peningkatan keterlibatan karyawan sebesar 36 persen dari perekrutan jarak jauh.
Masih banyak kekurangan yang dirasakan baik oleh pihak pelamar maupun perusahaan dalam proses pencarian dan perekrutan karyawan jarak jauh.
"Kami membangun sebuah sarana yang bisa menjadi pilihan untuk menemukan karyawan berbakat dan mempekerjakan mereka tanpa hambatan. Pengusaha di Indonesia kini dapat menggunakan Remote guna mencari beragam kandidat untuk menduduki posisi-posisi kosong di perusahaan mereka," terang van der Voort.
Baca juga: Menumbuhkan Sense of Belonging Karyawan Selama WFH
Selain fungsi tradisionalnya sebagai bursa informasi lowongan pekerjaan, Remote Talent memungkinkan perusahaan Indonesia untuk menawarkan lowongan pekerjaan kepada siapa saja, di mana saja, serta menjembatani antara perusahaan dan para tenaga kerja global yang memiliki pengalaman bekerja jarak jauh dan keinginan untuk bekerja sama dalam tim.
"Pelamar kerja kini dapat mengunjungi www.remote.com/jobs untuk mencari lowongan pekerjaan jarak jauh di perusahaan-perusahaan terkemuka. Platform yang tersedia gratis bagi para pelamar kerja di mana pun, termasuk di Indonesia ini, tidak sekadar menyediakan informasi umum tentang pekerjaan untuk menemukan pekerjaan yang cocok," ungkap dia.
Akan hadir fitur baru yang mengintegrasikan kecerdasan buatan untuk membantu mencocokkan pelamar kerja dengan perusahaan yang sesuai, imbuhnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.