Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wasiaturrahma
Guru Besar di FEB Universitas Airlangga

Pengamat Moneter dan Perbankan, Aktif menulis beberapa buku, Nara sumber di Radio dan Telivisi ,seminar nasional dan internasional juga sebagai peneliti

Menyikapi Situasi Perekonomian Global

Kompas.com - 05/12/2023, 13:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pada era pascaperang, banyak negara berhasil dengan cepat mencapai status negara berpendapatan menengah, namun hanya sedikit yang berhasil menjadi negara berpendapatan tinggi.

Sebaliknya, setelah periode awal peningkatan pesat, banyak negara mengalami perlambatan tajam dalam pertumbuhan dan produktivitas, sehingga terjerumus ke dalam apa yang disebut sebagai “Middle Income Trap”.

Bukti formal mengenai perlambatan pertumbuhan dan jebakan pendapatan menengah menunjukkan bahwa dengan pendapatan per kapita sekitar 16.700 dollar AS berdasarkan harga konstan internasional pada 2005, tingkat pertumbuhan PDB per kapita biasanya melambat dari 5,6 persen menjadi 2,1 persen.

Pendapatan per kapita kita Indonesia saat ini sekitar 4.700 dollar AS. Masih jauh di bawah batas atas.

Ketidakpastian

Kita tidak tahu sama sekali apa yang akan terjadi besok. Kita hidup di era di mana terdapat banyak konsekuensi yang tidak diinginkan dari kebijakan pemerintah dan Bank Sentral.

Satu hal yang dapat kita yakini adalah bahwa siklus keuangan pasti menyertai kehidupan perekonomian. Namun begitu pula dengan kemajuan yang terus meningkat dalam standar hidup dan kekayaan nasional dalam ekonomi pasar.

Meskipun terdapat banyak krisis keuangan, masyarakat global saat ini hidup lebih baik dibandingkan zaman dahulu.

Mereka hidup lebih lama, lebih sehat, dan lebih mudah memenuhi kebutuhan dasarnya, berpendidikan lebih baik, bekerja di pekerjaan yang tidak terlalu berbahaya dan sulit, dan memiliki lebih banyak pilihan serta wawasan lebih luas.

Dengan kata lain, rata-rata dari waktu ke waktu, trennya adalah kesejahteraan ekonomi secara keseluruhan semakin meningkat.

Ketika gelembung dan krisis terus berlanjut, kita berputar mengikuti tren yang meningkat. Hal ini karena pasar bebas melepaskan energi usaha, kewirausahaan, penerapan pengetahuan baru, dan investasi pada produk dan cara memproduksi yang baru dan lebih baik. Namun, energi inovasi bersifat disruptif juga harus disikapi secara serius.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com