Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Forum Negara Kepulauan Serukan Isu Perubahan Iklim

Kompas.com - 18/12/2023, 19:17 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Forum Negara-Negara Kepulauan dan Negara Pulau atau Archipelagic and Island States (AIS) Forum, menyuarakan pentingnya isu perubahan iklim bagi negara kepulauan dalam gelaran The 2023 United Nations Climate Change Conference atau COP28.

Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jodi Mahardi mengatakan, perubahan iklim menjadi tantangan bersama yang dihadapi oleh negara pulau dan kepulauan, sehingga membuat Indonesia menginisiasi pembentukan AIS Forum.

"Tantangan bersama perlu dihadapi secara kolektif. Karena itulah Indonesia mengajak negara-negara pulau dan kepulauan untuk secara bersama mengambil langkah konkret dalam penyelesaiannya," tutur dia dalam keterangannya, Senin (18/12/2023).

Baca juga: Mitigasi Dampak Perubahan Iklim, Kementan Salurkan Bantuan Benih Kopi ke Pekebun Maluku Tenggara

Lebih lanjut Jodi bilang, salah satu upaya konkret untuk membina kolaborasi di negara-negara kepulauan dan kepulauan telah dilakukan AIS Forum melalui adopsi AIS Leader’s Declaration pada Konferensi Tingkat Tinggi AIS Forum, Oktober lalu.

"Negara pulau dan kepulauan menyerukan pentingnya kesadaran, kolaborasi, dan intervensi global melalui AIS Forum sebagai penegasan hak yang melekat pada negara-negara kepulauan untuk hidup, sejahtera, dan mempertahankan identitas unik mereka," katanya.

Tantangan perubahan iklim yang dihadapi negara-negara pulau dan kepulauan menjadi isu krusial yang dibahas dalam dialog tingkat tinggi ini.

Baca juga: Atasi Perubahan Iklim Global, PLN Jalin 13 Kolaborasi dalam COP 28 Dubai

Salah satu poin yang paling menonjol terkait urgensi pembahasan perubahan iklim adalah kenaikan permukaan air laut yang makin masif karena meningkatnya pencairan lapisan es, gletser, dan ekspansi termal laut.

Dengan melihat fenomena tersebut, Duta Besar Republik Fiji untuk Indonesia Amena Yauvoli menyebutkan, negara-negara AIS akan menjadi yang pertama kali terdampak, sebab kenaikan muka air laut adalah ancaman nyata bagi wilayah pasifik.

"Tantangan ini telah kami alami di Fiji dan juga negara-negara pasifik lainnya. Telah ada masyarakat pesisir yang kami (Fiji) relokasi karena wilayah mereka terdampak kenaikan muka air laut," katanya.

Baca juga: Dagang Karbon dan Nasib Mitigasi Perubahan Iklim

Senada, Menteri Bidang Agrikultur, Perubahaan Iklim dan Lingkungan Hidup Republik Seychelles mengungkapkan, masyarakat daerah pesisir kini makin wawas terhadap ancaman perubahan iklim, dan mulai turut bekerja keras untuk mengambil langkah mitigasi demi perlindungan ekosistem lautan.

"Salah satu contoh adalah makin meningkatnya kepedulian mereka terhadap pentingnya merawat keberlangsungan eksosistem lautan, seperti pentingnya merawat keberadaan rumput laut bagi ekosistem pesisir," ujarnya.

Sebagai bagian dari resolusi akhir dari pelaksanaan COP 28 di Dubai tahun ini, diskusi bertajuk “Rising Tides, Sinking Island: AIS Forum’s Call to Action on Climate Loss and Damage” itu memberikan penegasan dalam mengambil langkah-langkah strategis untuk menghadapi isu kenaikan muka air laut di negara-negara pulau dan kepulauan.

Baca juga: Atasi Perubahan Iklim, PBB Minta Bunga Pembiayaan Lebih Rendah untuk Negara Berkembang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com