Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonom: Penyaluran Kredit Harus Naik 20 Persen agar Pertumbuhan Ekonomi 6 Persen

Kompas.com - 21/12/2023, 21:57 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk dapat mencapai pertumbuhan ekonomi Indonesia minimal 6 persen, dibutuhkan dukungan dari pertumbuhan penyaluran kredit hingga 20 persen.

Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Eko Listiyanto mengungkapkan, data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan pertumbuhan kredit baru berkisar 9 persen.

"Atau hanya separuh dari pertumbuhan yang kita perlukan," kata dia dalam diskusi publik INDEF, Kamis (21/12/2023).

Baca juga: Proyeksi Isu Ekonomi Debat Cawapres 22 Desember, dari Pertumbuhan Ekonomi sampai Penerimaan Pajak

Ilustrasi kredit, kredit perbankan, atau cicilan bank.SHUTTERSTOCK/CREATE JOBS 51 Ilustrasi kredit, kredit perbankan, atau cicilan bank.

Eko menambahkan, pertumbuhan ekonomi yang menyentuh 6 persen dalam membuat Indonesia lepas dari jebakan negara dengan pendapatan menengah atau middle-income trap.

Eko menyoroti kurangnya likuiditas untuk dapat menyokong pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai target yang dikejar.

"Laju kredit tidak cukup untuk menopang cita-cita pada calon presiden (capres) ini," imbuh dia.

Lebih lanjut, Eko menjelaskan alasan pertumbuhan ekonomi Indonesia seolah-olah mentok di angka 5 persen.

Baca juga: Jelang Debat Cawapres, Ekonom Minta Kandidat Bahas Target Pertumbuhan Ekonomi

Investasi yang ditunjukkan dengan Incremental Capital Output Ratio (ICOR) disebut mahal. Biaya logistik dan birokrasi juga termasuk dalam indikator yang menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Termasuk birokrasinya yang juga belum bersih dari korupsi, kolusi, dan nepotisme," imbuh dia.

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. SHUTTERSTOCK/TENDO Ilustrasi pertumbuhan ekonomi.
Untuk itu Eko berharap, dalam debat calon wakil presiden (cawapres) mendatang, tiap kandidat dapat menjelaskan program apa saja yang akan dilakukan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang dijanjikan.

"Baik dalam level pencarian dana dalam hal ini untuk mendorong likuiditas untuk lebih akseleratif mendanai sektor riil atau sektor yang baik," terang dia.

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diprediksi 5,04 Persen Tahun Ini

Ketika pertumbuhan penyaluran kredit tidak capai 20 persen, Eko memproyeksikan akan sulit untuk dapat mencapai pertumbuhan ekonomi di angka 6 persen atau lebih.

"Kalau mau dapat (pertumbuhan ekonomi) 6 persen ya laju kredit harus dua kali lipat dari kondisi hari ini, singkatnya begitu," tutup dia.

Sebagai informasi, debat cawapres akan diikuti oleh cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar, nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka, serta nomor urut 3 Mahfud MD.

Debat cawapres rencananya akan berlangsung pada 22 Desember di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan pada pukul 19.00 WIB.

Baca juga: Ramalan Bank Dunia: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tak Capai 5 Persen pada 2024-2026

Debat cawapres ini mengusung tema ekonomi kerakyatan, ekonomi digital, keuangan, investasi pajak, perdagangan, pengelolaan APBN/APBD, infrastruktur, dan perkotaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Spend Smart
Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Whats New
Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Whats New
Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Whats New
Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com