Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perusahaannya Jadi Korban Boikot, CEO Starbucks Akhirnya Buka Suara

Kompas.com - 26/12/2023, 09:41 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - CEO Starbucks, Laxman Narasimhan, akhirnya buka suara terkait imbas negatif aksi boikot yang menyasar jaringan gerai kopi perusahaan yang dipimpinnya.

Narasimhan menyebut bahwa orang-orang melakukan boikot pada Starbucks dan mengaitkan perusahaannya dengan dukungan ke Israel akibat penyebaran misinformasi dari media sosial.

Mengutip Reuters pada Selasa (26/12/2023), Narasimhan dalam suratnya kepada para karyawannya, mencatat bahwa banyak toko Starbucks yang mengalami insiden vandalisme.

Ia menambahkan, bahwa perusahaannya juga telah bekerja sama dengan pihak berwenang setempat untuk memastikan keselamatan para pekerja dan pelanggannya.

Baca juga: Pantas Saja Israel Rakyatnya Makmur meski Tanpa Minyak, Apa Sebabnya?

"Kami melihat para pengunjuk rasa dipengaruhi oleh representasi keliru di media sosial tentang apa yang kami perjuangkan,” kata Narasimhan dalam suratnya.

Untuk diketahui saja, Starbucks merupakan salah satu dari beberapa perusahaan Barat yang mendapat tekanan dari konsumen yang menyerukan agar perusahaan mengambil sikap dalam perang Israel-Hamas.

Sejumlah perusahaan tersebut bahkan menghadapi kampanye boikot, terutama di beberapa negara Arab, imbasnya penjualan merosot drastis.

Starbucks yang berkantor pusat di Seattle ini sebelumnya menggugat serikat pekerja (Workers United) pada bulan Oktober, mewakili ribuan barista dari 360 toko di AS, usai serikat pekerjanya mengunggah pesan pro-Palestina di media sosial.

Boikot di Indonesia

Seruan memboikot produk-produk yang dituding pro Israel mengemuka di media sosial seperti X maupun Instagram juga mengemuka di Indonesia.

Baca juga: Penasaran seperti Apa Kondisi Ekonomi Palestina?

Di lini masa, banyak yang menuding perusahaan multinasional asal Amerika Serikat dan Eropa Barat ikut menyokong Israel yang tengah membombardir Jalur Gaza, Palestina.

Bahkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa yang mengharamkan dukungan terhadap serangan Israel ke Palestina baik secara langsung maupun tidak langsung yang tertuang dalam Fatwa No.83/2023 tentang Hukum Dukungan terhadap Perjuangan Palestina.

Umat Islam juga diminta semaksimal mungkin menghindari transaksi ataupun menggunakan produk Israel dan yang terafiliasi dengan Israel serta yang mendukung penjajahan.

Meski demikian, MUI menegaskan lembaganya sama sekali tidak pernah merilis daftar produk-produk mana saja yang masuk dalam daftar boikot di Indonesia.

Baca juga: Apa yang Sesungguhnya Terjadi di Sabah hingga Aset Petronas Disita?

Daftar perusahaan-perusahaan beserta produknya yang diasumsikan mendukung kebrutalan Israel pun beredar di media sosial. Sejatinya, aksi boikot terjadi di banyak negara, tak hanya di mayoritas Islam saja.

Di balik seruan ini, terdapat tujuan yang jelas, yakni berhenti mendukung pihak-pihak yang terlibat dalam atau menormalisasi tindakan Israel terhadap rakyat Palestina.

Adapun gerakan global boikot produk Israel secara global dikampanyekan dengan tajuk BDS (Boycott, Divestment, Sanctions). DBS merupakan salah satu inisiatif global yang menentang pelanggaran hak-hak Palestina oleh Israel.

Baca juga: Pernyataan Lengkap Danone, Starbucks, McD, dan Coca-Cola usai Diboikot Gara-gara Dituding Pro Israel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hutama Karya Minta Maaf soal Besi Proyek Gedung Kejagung Jatuh ke Lintasan MRT

Hutama Karya Minta Maaf soal Besi Proyek Gedung Kejagung Jatuh ke Lintasan MRT

Whats New
Perundingan IEU-CEPA Putaran Ke-18, Indonesia-Uni Eropa Sepakati 11 Isu

Perundingan IEU-CEPA Putaran Ke-18, Indonesia-Uni Eropa Sepakati 11 Isu

Whats New
Berawal dari 'Kepepet' hingga Menang Kompetisi di Paris, Ini Kisah Sukses Ismiyati dan Usaha Roti Bekatulnya

Berawal dari "Kepepet" hingga Menang Kompetisi di Paris, Ini Kisah Sukses Ismiyati dan Usaha Roti Bekatulnya

Whats New
Subsidi Listrik 2025 Ditarget Sasar 42 Juta Pelanggan, Anggaran Rp 83 Triliun

Subsidi Listrik 2025 Ditarget Sasar 42 Juta Pelanggan, Anggaran Rp 83 Triliun

Whats New
Alat Berat dari Proyek Kejagung Jatuh ke Rel, Ini Kata MRT Jakarta

Alat Berat dari Proyek Kejagung Jatuh ke Rel, Ini Kata MRT Jakarta

Whats New
Kinerja Meningkat, RAJA Bagikan 40 Persen Laba Bersih untuk Dividen

Kinerja Meningkat, RAJA Bagikan 40 Persen Laba Bersih untuk Dividen

Whats New
BTN Bidik Potensi Pengembangan Bisnis di ITS

BTN Bidik Potensi Pengembangan Bisnis di ITS

Whats New
8 Tahun Bekerja Sama, JNE Akui Kontribusi Positif Shopee

8 Tahun Bekerja Sama, JNE Akui Kontribusi Positif Shopee

Whats New
LinkAja Temukan 3.000 Akun Terindikasi Judi Online Setiap Bulan

LinkAja Temukan 3.000 Akun Terindikasi Judi Online Setiap Bulan

Whats New
Garuda Indonesia Ungkap Pesawat Haji yang Bermasalah Merupakan Sewaan

Garuda Indonesia Ungkap Pesawat Haji yang Bermasalah Merupakan Sewaan

Whats New
IHSG Ditutup Turun ke Level 7.034,14, Rupiah Melemah 105 Poin

IHSG Ditutup Turun ke Level 7.034,14, Rupiah Melemah 105 Poin

Whats New
Selamatkan BPR Indramayu, LPS Gandeng BJB jadi Investor

Selamatkan BPR Indramayu, LPS Gandeng BJB jadi Investor

Whats New
Siapkan Anggaran Negara 2025, Sri Mulyani: Semua Menanyakan Makan Siang Gratis Bagaimana...

Siapkan Anggaran Negara 2025, Sri Mulyani: Semua Menanyakan Makan Siang Gratis Bagaimana...

Whats New
Pendidikan Tinggi dan Mobilitas Pendapatan Antar-Generasi

Pendidikan Tinggi dan Mobilitas Pendapatan Antar-Generasi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Penyerahan Asuransi Kematian untuk ABK yang Wafat Saat Bertugas

Kemenhub Fasilitasi Penyerahan Asuransi Kematian untuk ABK yang Wafat Saat Bertugas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com