Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Irvan Maulana
Direktur Center of Economic and Social Innovation Studies (CESIS)

Peneliti dan Penulis

Memahami Kenaikan Peringkat Indonesia dalam SGIE 2023/2024

Kompas.com - 27/12/2023, 14:32 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dengan dukungan penuh pemerintah terhadap UMKM dan target ambisius untuk mengintegrasikan 30 juta UMKM ke platform digital pada 2024, jalur Indonesia dalam ekonomi Islam tetap menjadi narasi keberhasilan dan wawasan strategis yang menarik.

Namun sayangnya, di balik menterengnya peringkat Indonesia dalam SGIE, terdapat kelemahan yang patut dicatat terkait eksistensi brand halal dalam kategori komoditas dan aset halal yang sampai saat ini belum mendapatkan reputasi global.

Merek-merek regional yang berpotensi, meskipun potensial, tampaknya masih terlalu terdiversifikasi dalam portofolio bisnis mereka, menyebabkan kurangnya fokus dan sinergi.

Itu sebabnya, hanya sedikit brand yang berhasil mencapai reputasi global dalam sektor makanan, kosmetik, farmasi, mode, atau perbankan dan keuangan.

Tak hanya itu, dari sudut pandang perdagangan, terdapat tren di mana beberapa negara anggota OKI, termasuk Indonesia, cenderung melakukan adopsi merek global dan mengadaptasinya menjadi produk halal, strategi yang dikenal sebagai acquired halal asset.

Untuk itu, pemerintah perlu memprioritaskan kolaborasi perdagangan intra-OKI untuk membangun ekosistem halal secara mandiri dan menghadapi dinamika global.

Dari perspektif teori gravitasi perdagangan yang mendalilkan ukuran ekonomi, kedekatan, partisipasi dalam perjanjian perdagangan regional, latar belakang bahasa dan budaya yang sama, ampuh meningkatkan volume perdagangan antarnegara, ini faktor yang memperkuat ekonomi kawasan.

Hal ini mengingat penghapusan atau pengurangan tarif antara penandatangan perjanjian perdagangan regional dan pengurangan biaya perdagangan, akan menghasilkan volume dan nilai perdagangan lebih tinggi.

Untuk itu, investasi mendesak diperlukan untuk mendongkrak kapasitas dalam rantai pasokan halal dan mengatasi hambatan paling kritis dalam rantai pasokan halal, terutama produksi bahan baku dan bahan aditif bersertifikat halal.

Pentingnya meningkatkan kolaborasi perdagangan di antara negara-negara OKI menjadi fokus utama untuk memperkuat kawasan ini.

Pendekatan ini tidak hanya akan memberdayakan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada impor dan meningkatkan daya saing.

Bank syariah juga dapat memainkan peran kunci dalam mendukung proyek-proyek halal bersama pemerintah dan industri.

Namun, untuk mencapai tujuan ini, diperlukan investasi besar dalam pengembangan rantai pasok halal, terutama dalam produksi bahan baku dan bahan aditif yang bersertifikat halal.

Dalam menghadapi proyeksi ekonomi global yang kian tak menentu, perlu merumuskan strategi industri halal yang holistik untuk memastikan keberlanjutan ekonomi dan keberagaman mitra dagang kita.

Perlu diingat, Capres dan Cawapres yang ingin mengangkat isu ekonomi Islam secara mendalam sepatutnya tidak hanya sebatas membahas peringkat SGIE di atas kertas, namun perlu memikirkan kontribusi ekonomi Islam yang lebih besar dalam menyejahterakan masyarkat secara keseluruhan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Pasar Kripto 'Sideways', Simak Tips 'Trading' untuk Pemula

Pasar Kripto "Sideways", Simak Tips "Trading" untuk Pemula

Earn Smart
Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com