Dengan dukungan penuh pemerintah terhadap UMKM dan target ambisius untuk mengintegrasikan 30 juta UMKM ke platform digital pada 2024, jalur Indonesia dalam ekonomi Islam tetap menjadi narasi keberhasilan dan wawasan strategis yang menarik.
Namun sayangnya, di balik menterengnya peringkat Indonesia dalam SGIE, terdapat kelemahan yang patut dicatat terkait eksistensi brand halal dalam kategori komoditas dan aset halal yang sampai saat ini belum mendapatkan reputasi global.
Merek-merek regional yang berpotensi, meskipun potensial, tampaknya masih terlalu terdiversifikasi dalam portofolio bisnis mereka, menyebabkan kurangnya fokus dan sinergi.
Itu sebabnya, hanya sedikit brand yang berhasil mencapai reputasi global dalam sektor makanan, kosmetik, farmasi, mode, atau perbankan dan keuangan.
Tak hanya itu, dari sudut pandang perdagangan, terdapat tren di mana beberapa negara anggota OKI, termasuk Indonesia, cenderung melakukan adopsi merek global dan mengadaptasinya menjadi produk halal, strategi yang dikenal sebagai acquired halal asset.
Untuk itu, pemerintah perlu memprioritaskan kolaborasi perdagangan intra-OKI untuk membangun ekosistem halal secara mandiri dan menghadapi dinamika global.
Dari perspektif teori gravitasi perdagangan yang mendalilkan ukuran ekonomi, kedekatan, partisipasi dalam perjanjian perdagangan regional, latar belakang bahasa dan budaya yang sama, ampuh meningkatkan volume perdagangan antarnegara, ini faktor yang memperkuat ekonomi kawasan.
Hal ini mengingat penghapusan atau pengurangan tarif antara penandatangan perjanjian perdagangan regional dan pengurangan biaya perdagangan, akan menghasilkan volume dan nilai perdagangan lebih tinggi.
Untuk itu, investasi mendesak diperlukan untuk mendongkrak kapasitas dalam rantai pasokan halal dan mengatasi hambatan paling kritis dalam rantai pasokan halal, terutama produksi bahan baku dan bahan aditif bersertifikat halal.
Pentingnya meningkatkan kolaborasi perdagangan di antara negara-negara OKI menjadi fokus utama untuk memperkuat kawasan ini.
Pendekatan ini tidak hanya akan memberdayakan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada impor dan meningkatkan daya saing.
Bank syariah juga dapat memainkan peran kunci dalam mendukung proyek-proyek halal bersama pemerintah dan industri.
Namun, untuk mencapai tujuan ini, diperlukan investasi besar dalam pengembangan rantai pasok halal, terutama dalam produksi bahan baku dan bahan aditif yang bersertifikat halal.
Dalam menghadapi proyeksi ekonomi global yang kian tak menentu, perlu merumuskan strategi industri halal yang holistik untuk memastikan keberlanjutan ekonomi dan keberagaman mitra dagang kita.
Perlu diingat, Capres dan Cawapres yang ingin mengangkat isu ekonomi Islam secara mendalam sepatutnya tidak hanya sebatas membahas peringkat SGIE di atas kertas, namun perlu memikirkan kontribusi ekonomi Islam yang lebih besar dalam menyejahterakan masyarkat secara keseluruhan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.