Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Mitos Investasi yang Tidak Perlu Dipercaya, Ganggu Tujuan Keuangan

Kompas.com - 02/01/2024, 14:04 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Memasuki tahun 2024, tidak ada salahnya membuat resolusi keuangan. Salah satu hal yang perlu dimasukkan ke dalam resolusi keuangan adalah investasi, khususnya jika Anda belum memulainya.

Ada banyak tips investasi yang beredar, baik dalam bentuk artikel maupun video di media sosial. Namun demikian, perlu diketahui bahwa ada pula mitos investasi yang sebaiknya tidak perlu dipercaya.

Sebab, mitos-mitos investasi ini justru bisa menghambat Anda mencapai tujuan keuangan.

Baca juga: Mau Investasi di 2024, Baiknya Pilih Saham atau Obligasi?

Ilustrasi investasi, berinvestasi.SHUTTERSTOCK/SUTTHIPHONG CHANDAENG Ilustrasi investasi, berinvestasi.

Nah, berikut beberapa mitos investasi yang tidak perlu dipercaya, dikutip dari Mind Body Green, Selasa (2/1/2024).

1. Berinvestasi terlalu membingungkan

Begitu Anda memulai berinvestasi, Anda akan menyadari bahwa hal ini sama membingungkannya dengan upaya baru lainnya yang pernah Anda lakukan di masa lalu.

Mungkin ada tantangan pada awalnya, namun begitu Anda membangun literasi keuangan, Anda akan merasa jauh lebih percaya diri dan nyaman.

Anggap saja seperti memulai latihan yoga. Mungkin perlu waktu untuk mempelajari gerakan yoga di awal, tetapi seiring Anda mempelajari istilah-istilah dan penyelarasan, dasar-dasarnya menjadi lebih mudah. Segera, Anda akan dapat mendorong diri sendiri ke level baru.

Baca juga: Kapan Waktu Terbaik Investor Mengambil Imbal Hasil Investasi?

Setiap orang harus memulai, jadi jangan biarkan rasa takut menjadi "pemula" menghalangi Anda.

2. Investasi hanya untuk orang kaya

Ilustrasi investasi, mengelola keuangan.PIXABAY Ilustrasi investasi, mengelola keuangan.

Siapapun bisa berinvestasi. Jika Anda tertarik untuk investasi, Anda tidak perlu menunggu.

William Bevins, perencana keuangan bersertifikat di Cypress Capital mengatakan, dalam berinvestasi, yang penting adalah lakukan saja.

Anda bisa memulai investasi dengan jumlah kecil. Memulai dari jumlah kecil adalah cara yang bagus untuk merasa nyaman dalam berinvestasi.

Baca juga: Gabungan Dua Kelas Aset Ini Cocok untuk Investasi di Tahun Pemilu

Anggap saja seperti bergabung dengan gym.  Pusat kebugaran tidak hanya diperuntukkan bagi mereka yang sudah memiliki rutinitas olahraga yang konsisten, tetapi juga bagi mereka yang ingin berlatih.

Cara memulainya adalah datang saja ke gym dan mulai berolahraga.

Hal lain yang perlu diingat adalah ada banyak pilihan untuk berinvestasi dengan sejumlah kecil uang. Sama seperti memulai rutinitas olahraga, ada banyak pilihan yang tersedia bagi Anda.

"Ada banyak pilihan investasi. Teliti apa yang ada di luar sana," ujar akuntan publik bersertifikat Mark Stewart dari Step by Step Business.

Baca juga: Ingin Return Investasi Stabil, Investor Jangka Pendek Bisa Menjajal Produk Stable Earn

“Investasi Anda akan berfungsi sebagai aliran pendapatan pasif untuk membantu Anda membangun kekayaan Anda," jelas dia.

3. Terlalu muda atau terlalu tua untuk berinvestasi

Usia hanyalah angka. Berapapun umur Anda saat memulai investasi, ada pilihan cerdas yang dapat diambil yang dapat memberi manfaat pada apa pun yang terjadi dalam hidup kita pada saat itu.

“Jika Anda berusia awal 20-an atau baru saja pensiun, mungkin ada orang yang melarang Anda berinvestasi karena 'Anda terlalu muda' atau 'Anda terlalu tua.' Namun, usia tidak ada hubungannya dengan investasi," terang Tom Koesternen, analis keuangan di The Guaranteed Loans.

Ilustrasi investasi.SHUTTERSTOCK/THAPANA STUDIO Ilustrasi investasi.

Semakin dini Anda memulai investasi, maka semakin tinggi peluang untuk menghasilkan lebih banyak uang dari investasi Anda seiring berjalannya waktu. Jadi, menunda investasi berdasarkan usia dapat menghalangi tujuan keuangan.

Baca juga: Berminat Investasi Deposito? Ini Keuntungannya

"Jangan biarkan usia menentukan keputusan investasi Anda," saran Koesternen.

Anda tentu tidak ingin mengikuti mitos bahwa jika Anda hampir memasuki masa pensiun, Anda harus mengalokasikan kembali portofolio secara drastis ke instrumen investasi yang lebih aman.

“Dari sudut pandang aktuaria, sebagian besar dari kita akan hidup setidaknya 10 hingga 15 tahun lagi setelah pensiun. Jika investor menjadi terlalu sadar akan keselamatan, mereka akan kehilangan pertumbuhan yang diperlukan untuk mempertahankan daya beli mereka," ungkap Ilene Slatko, pendiri perusahaan pelatihan keuangan DSS Consulting.

Kesimpulan

Sama seperti mengikuti mitos yang dapat menghalangi tujuan kesehatan Anda, mempercayai kesalahpahaman dalam berinvestasi dapat berdampak pada tujuan keuangan.

Baca juga: Menakar Instrumen Investasi untuk 2024

Salah satu hal terpenting yang harus diatasi adalah berpikir bahwa berinvestasi bukan untuk Anda.

Berinvestasi dapat menjadi alat yang hebat bagi siapa saja yang ingin meningkatkan kesejahteraan finansial.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PGN Saka Resmi Perpanjang Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas di IPA Convex 2024

PGN Saka Resmi Perpanjang Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas di IPA Convex 2024

Whats New
MSIG Life Bayar Klaim Meninggal Dunia dan Kesehatan Rp 164 Miliar per Kuartal I 2024

MSIG Life Bayar Klaim Meninggal Dunia dan Kesehatan Rp 164 Miliar per Kuartal I 2024

Whats New
Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Di IPA Convex 2024, Pertamina, Petronas, dan MedcoEnergi Sepakat Prioritaskan Kolaborasi

Di IPA Convex 2024, Pertamina, Petronas, dan MedcoEnergi Sepakat Prioritaskan Kolaborasi

Whats New
Bank Mandiri: Suku Bunga Acuan Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Bank Mandiri: Suku Bunga Acuan Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3-S2, Simak Persyaratannya

Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3-S2, Simak Persyaratannya

Work Smart
Pemerintah Tetapkan 16 PSN Baru, Pelaksanaannya Disebut Tak Butuh APBN

Pemerintah Tetapkan 16 PSN Baru, Pelaksanaannya Disebut Tak Butuh APBN

Whats New
Kominfo Kembali Buka Pendaftaran Startup Studio Indonesia, Ini Syaratnya

Kominfo Kembali Buka Pendaftaran Startup Studio Indonesia, Ini Syaratnya

Whats New
41 PSN Senilai Rp 544 Triliun Dikebut Rampung 2024, Ini Kendala Pembangunannya

41 PSN Senilai Rp 544 Triliun Dikebut Rampung 2024, Ini Kendala Pembangunannya

Whats New
Bangun Smelter, Tahun Ini ADMR Alokasikan Capex hingga 250 Juta Dollar AS

Bangun Smelter, Tahun Ini ADMR Alokasikan Capex hingga 250 Juta Dollar AS

Whats New
Simak, 6 Tips Menjaga 'Work Life Balance'

Simak, 6 Tips Menjaga "Work Life Balance"

Work Smart
Haji Khusus dan Haji Furoda, Apa Bedanya?

Haji Khusus dan Haji Furoda, Apa Bedanya?

Whats New
Potensi Ekonomi Syariah Besar, BSI Gelar Pameran Produk Halal

Potensi Ekonomi Syariah Besar, BSI Gelar Pameran Produk Halal

Whats New
AXA Mandiri Lakukan Penyesuaian Premi Imbas dari Tingginya Inflasi Medis

AXA Mandiri Lakukan Penyesuaian Premi Imbas dari Tingginya Inflasi Medis

Whats New
Program Ternak Kambing Perah di DIY untuk Atasi Stunting dan Tingkatkan Ekonomi Warga

Program Ternak Kambing Perah di DIY untuk Atasi Stunting dan Tingkatkan Ekonomi Warga

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com