JAKARTA, KOMPAS.com - Layanan ferry jarak jauh (LDF) di lintas penyeberangan Jangkar (Situbondo)-Lembar (Nusa Tenggara Barat) telah beroperasi permanen sejak Minggu (7/1/2024) lalu.
Layanan ini terus meningkatkan kelancaran konektivitas dan sektor logistik, serta terus mendorong perekonomian wilayah Jawa-Lombok.
Pengamat transportasi dari Institut Teknologi Sumatera IB Ilham Malik mengungkapkan bahwa pengalihan layanan dari Ketapang-Lembar menjadi Jangkar-Lembar dapat memberikan keuntungan bagi berbagai pihak.
Baca juga: ASDP Soroti Masalah Sampah Plastik di Laut
“Banyak keuntungan yang dapat diperoleh dengan adanya perubahan layanan operasional tersebut, khususnya untuk kendaraan angkut logistik yang dari jalur utara di mana transport cost diharapkan menjadi jauh lebih murah dengan menghemat penggunaan BBM, kerusakan ban, dan biaya tambahan lainnya," ujar Ilham dalam keterangannya, Jumat (19/1/2024).
Ilham juga menyoroti bahwa hal ini dapat mengurangi beban pelabuhan yang biasanya mengalami mix traffic, di mana terdapat beberapa kendaraan yang mampu memicu terjadinya antrean di pelabuhan.
"Dengan adanya pengalihan layanan tujuan NTB yang didominasi kendaraan logistik melalui Jangkar, maka layanan di Pelabuhan penyeberangan Ketapang bisa difokuskan untuk kendaraan kecil penumpang," ujarnya.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Indonesian National Ferry Owner Association (DPP INFA) J.A Barata mengatakan bahwa pihaknya mendukung optimalisasi layanan ferry dari Jangkar-Situbondo menuju Lembar, NTB.
Baca juga: Momen Libur Nataru, ASDP Layani 2,61 Juta Orang dan 646.486 Kendaraan di 10 Lintasan