Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Swiss, Indofood Paparkan Strategi Dukung Ketahanan Pangan

Kompas.com - 19/01/2024, 21:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

Ilustrasi pupuk guano yang terbuat dari kotoran kelelawar.SHUTTERSTOCK/CASPER.K Ilustrasi pupuk guano yang terbuat dari kotoran kelelawar.

“Di tingkat agribisnis yang lebih kecil, kesejahteraan petani harus diutamakan. Seperti yang telah kami lakukan dengan petani kentang di Indonesia," ungkap Axton.

Perseroan, tutur dia, juga menyediakan bibit yang baik, mengedukasi para petani untuk mengimplementasikan praktik pertanian yang baik.

"Dengan begitu produktivitasnya meningkat, meminimalkan penggunaan pupuk, dan saya rasa ini dapat meningkatkan ekonomi petani,” ujar Axton.

Baca juga: KTT 50 Tahun ASEAN-Jepang, Dorong Penguatan Ketahanan Pangan, Energi, dan Transformasi Digital

Senada dengan Axton, CEO PepsiCo Ramon Laguarta mengatakan, sudah banyak data yang menunjukkan bahwa transisi dari pertanian konvensional ke pertanian yang berkelanjutan dapat memperbaiki profit & loss dengan meningkatkan produktivitas dan mengurangi beban biaya.

"Proses transisi bukan sesuatu yang instan tapi memerlukan waktu," sebut Laguarta.

Gilberto Tomazoni, Global CEO JBS juga menyampaikan pentingnya peran teknologi dalam mengurangi emisi.

“Kami pernah menggunakan teknologi untuk memproduksi suplemen bagi sapi yang dapat menekan emisi. Di tahun pertama, kami berhasil mengurangi emisi namun menaikkan harga daging," terang Tomazoni.

Baca juga: Jaga Ketahanan Pangan, Kementan Percepat Penanaman Padi di Kabupaten Bogor

"Pada tahun berikutnya dengan jumlah sapi yang lebih banyak, hasilnya berbeda. Emisi berkurang 90 persen dan tidak mempengaruhi harga jual daging. Hal ini menunjukkan, bahwa penerapan inovasi dan teknologi berdampak pada pengurangan emisi,” imbuh dia.

Memperbaiki sistem pangan tidak bisa hanya fokus pada satu aspek saja, tetapi harus mencakup seluruh value chain.

“Dalam konteks Indofood, selain agriculture kami juga melihat aspek manufaktur, di antaranya energi yang kami gunakan sebesar 70 persen adalah energi terbarukan yang berasal dari biomassa dan solar PV,” ujar Axton.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com