Menurut pandangan saya, gagasan Ganjar futuristik, karena bermuara pada peningkatan nilai tambah sektor pertanian.
Selain berkontribusi pada PDB (Produk Domestik Bruto), juga menaikan taraf hidup ekonomi. Tentu saja hilirisasi sektor pertanian menuntut perlunya skilling-up.
Para petani akan beranjak dari informal ke sektor formal dan menjadi bankable agar memiliki akses pembiayaan ke lembaga keuangan sehingga sektor pertanian memiliki multiplier effect terhadap perekonomian.
Ada hal yang jarang diperbincangkan para Capres, yakni investasi di sektor pertanian. Investasi dan pembiayaan sektor pertanian, adalah satu kesatuan ekosistem yang perlu direvitalisasi dengan melibatkan pemerintah dan swasta.
Ulasan Kompas edisi 21 Oktober 2023, tentang rendahnya dukungan fiskal melalui anggaran belanja Kementerian Pertanian, adalah problem yang perlu diuraikan para Capres.
Problem yang sama juga dapat dilihat dari masih rendahnya dukungan lembaga keuangan, baik bank maupun non bank termasuk lembaga keuangan mikro ke sektor pertanian.
Serapan kredit perbankan untuk sektor pertanian Indonesia baru 7,76 persen dari total kredit nasional.
Angka tersebut masih rendah bila dibandingkan dengan China sebesar 14,1 persen, Vietnam 24 persen, dan Thailand 17,6 persen. Negara-negara dengan dukungan pembiayaan atau investasi ke sektor pertanian yang besar, juga didukung oleh institusi pembiayaan.
Thailand punya Bank for Agriculture and Agricultural Cooperatives (BAAC), China punya Agricultural Bank of China (ABC), dan Vietnam punya Vietnam Bank for Agriculture and Rural Development (Agribank).
Informasi ini menggambarkan sektor pertanian di negara-negara tersebut lebih baik karena dukungan pembiayaan sudah lebih maju dari Indonesia.
Setali tiga uang, pengembangan sektor keuangan melalui sekuritisasi aset di bidang pertanian, juga dalam rangka meningkatkan dukungan intermediasi sektor keuangan pada pertanian.
Amerika Serikat, misalnya, sejak 1980-an, telah mengembangkan sektor keuangan untuk dukungan pertaniannya.
Sekuritisasi aset di sektor pertanian AS, telah berkembang sejak 1980-an, dengan melibatkan berbagai lembaga keuangan seperti Federal Agricultural Mortgage Corporation (Farmer Mac), Farm Credit System (FCS), dan bank komersial.
Sekuritisasi aset di sektor pertanian AS, bertujuan meningkatkan likuiditas dan efisiensi pasar, menurunkan biaya pembiayaan (cost of fund), dan mengurangi risiko kredit di sektor pertanian.
Jenis aset yang disekuritisasi antara lain kredit pertanian, hipotek pertanian, dan pendapatan sewa tanah pertanian. Dukungan sektor keuangan juga dikonsentrasikan untuk meningkatkan akses dan inklusi keuangan di sektor pertanian.
Tak bisa pungkiri, para petani adalah kelompok usaha mikro yang rata-rata sulit mengakses lembaga pembiayaan formal.
Dari data Kementan, sekitar 70 persen petani di Indonesia, masih mengandalkan modal usaha dari pinjaman rentenir dengan bunga tinggi.
Oleh sebab itu, investasi yang mengarah pada inklusi keuangan dengan dukungan digitalisasi di sektor pertanian, adalah bagian dari jawaban untuk mengurai benang kusut pembangunan sektor pertanian di Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.