Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TPN Ganjar-Mahfud Wanti-wanti Cadangan Nikel Kadar Tinggi RI Tinggal 5 Tahun

Kompas.com - 25/01/2024, 18:41 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD menyatakan, kondisi komoditas nikel saat ini semakin berkurang pasokannya. Pada jenis nikel kadar tinggi disebutkan cadangannya hanya bersisa 5 tahun.

Wakil Sekretaris TPN Ganjar-Mahfud, Hotasi Nababan menyebutkan, bijih nikel terbagi menjadi dua jenis, yakni nikel kadar tinggi (saprolite) dan nikel kadar rendah (limonite).

Adapun saprolite biasanya memiliki kadar nikel 1,5-3 persen, sementara limonite memiliki kadar nikel 0,8-1,5 persen.

Baca juga: Timnas Amin: Indonesia Kuasai Nikel, Harus Bermental Superpower

"Nah ini bad news-nya (berita buruknya), saprolite yang digunakan untuk stainless steel, baja, segala macam, ternyata tinggal sedikit. Hanya 5-6 tahun habis saprolite kita, enggak lama," ujarnya dalam diskusi 'Dilema Hilirisasi Tambang: Dibatasi atau Diperluas?’ di Hotel Aone, Jakarta, Kamis (25/1/2024).

Sementara untuk nikel jenis limonite sisa cadangannya masih terbilang cukup lama yakni mencapai 20-30 tahun. Hotasi bilang, limonite inilah yang digunakan sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik.

Kendati begitu, ia menekankan, yang menjadi permasalahan adalah saat ini Indonesia belum industri baja stainless, padahal pasokan nikel jenis saprolite semakin menipis.

"Bad news-nya juga, kita kita belum sempat membangun industri baja stainless hanya ukuran 5-6 tahun akan habis," kata dia.

Maka dari itu, Hotasi mengatakan, jika Ganjar-Mahfud terpilih dalam Pilpres 2024, pihaknya berjanji bakal memperbaiki sistem hilirisasi komoditas nikel saat ini. Hal ini untuk mengoptimalkan potensi nikel yang menjadi salah satu komoditas utama RI.

Menurut dia, perbaikan bakal dilakukan dari sisi penegakan hukum dalam tata kelola pertambangan. Lalu perbaikan dari sisi tata niaga untuk memberikan kepastian hukum bagi para pelaku industri pertambangan.

Selain itu, akan mendorong pengembangan ekosistem hilirisasi nikel mulai dari penambangan hingga berbentuk baterai. Kemudian memperkuat riset dan inovasi, serta memperbanyak politeknik di daerah-daerah yang memiliki sumber daya alam komoditas tambang,

"Jadi, kita harus buat ekosistem. Ekosistem di daerah tambang itu yang menguntungkan bagi industrinya, kawasan industrinya, dan menguntungkan juga bagi masyarakat, sehingga disparitas berkurang," pungkas Hotasi.

Baca juga: Luhut Bantah Tom Lembong soal Tesla Tak Lagi Pakai Nikel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com