Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BTN Prediksi Penjualan Rumah Tumbuh hingga 12 Persen Tahun Ini

Kompas.com - 31/01/2024, 14:47 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com -  PT Bank Tabungan Negara Tbk (Persero) memproyeksikan pertumbuhan penjualan rumah tahun ini mencapai sekitar 11 hingga 12 persen. Hal ini terutama didorong adanya stimulus pemerintah.

Stimulus tersebut di antaranya kebijakan PPN Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) hingga harga rumah Rp 5 miliar, insentif biaya administrasi pengurusan rumah murah untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) sebesar Rp 4 juta, pelonggaran rasio LTV/FTV Kredit/Pembiayaan Properti menjadi maksimal 100 persen untuk semua jenis properti, KPR Subdisi, dan lainnya.

"Stimulus-stimulus ini yang menyebabkan pertumbuhan penjualan rumah tahun ini kita harapkan mencapai 12 persen," kata Nixon LP Napitupulu, Direktur Utama BTN dalam keterangan tertulis, Rabu (31/1/2024).

Baca juga: BTN Prediksi Sektor Properti Cerah Tahun Ini

Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Nixon LP NapitupuluBTN Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Nixon LP Napitupulu

Nixon menjelaskan, beberapa langkah stimulus yang diberikan oleh pemerintah sebagai countercyclical buffer untuk mengatasi dampak penurunan perekonomian masyarakat telah dijalankan dengan baik oleh perbankan.

Di samping itu, pemulihan ekonomi telah menunjukkan perbaikan yang signifikan ke arah yang lebih baik.

"Hal ini menjadikan sektor properti masih menjadi sektor yang dapat memberikan kontribusi banyak terhadap pertumbuhan perekonomian di Indonesia," tuturnya.

Nixon menyatakan, BTN juga telah melakukan berbagai transformasi sehingga menjadi semakin dapat diandalkan, cepat, berkualitas sehingga dapat memenuhi bahkan melampaui harapan para stakeholders BTN.

Baca juga: Terkait Skema KPR 35 Tahun, BTN Inginkan Suku Bunga Berjenjang

Menurut Nixon, gejolak ekonomi dunia pasca pandemi Covid-19 dan dampak perang antarnegara, perekonomian Indonesia relatif terkendali sepanjang tahun lalu.

 

"Dengan capaian ini, kita tetap optimistis menghadapi tantangan perekonomian global 2024 yang masih penuh ketidakpastian," tuturnya.

Adapun beberapa tantangan yang harus dicermati. Menurut data yang diterbitkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan kacamata pengamat, antaranya krisis secara global yang ditimbulkan oleh perang Rusia dan Ukraina, pelemahan ekonomi China serta tensi geopolitik Timur Tengah yang menyebabkan terjadinya lonjakan harga komoditas, baik energi maupun pangan yang perlu mendapatkan perhatian khusus.

Pelemahan ekonomi global yang potensi tumbuhnya hanya 2,8 persen sehingga munculnya fenomena gradual disinflation atau inflasi yang turun secara lambat.

Baca juga: Pangkas NPL, Kinerja BTN Diprediksi Makin Positif

Di sisi moneter, Bank Indonesia juga terus memperkuat bauran kebijakan BI-7 Day Reverse Repo Rate untuk mengelola volatilitas nilai tukar rupiah, dan pendalaman pasar keuangan, untuk mengarahkan ekspektasi inflasi dan mendukung stabilitas nilai tukar rupiah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com