Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inflasi Januari 2,57 Persen Disumbang Harga Beras hingga Tomat

Kompas.com - 01/02/2024, 15:12 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan penyebab inflasi Januari 2024 sebesar 2,57 persen secara tahunan (year on year/yoy) atau sebesar 0,04 persen secara bulanan (month to month/mtm).

Plt. Kepala BPS Amalia A. Widyasanti mengatakan, kelompok pengeluaran penyumbang inflasi tahunan maupun bulanan pada Januari 2024 ialah kelompok makanan, minuman, dan tembakau yaitu masing-masing sebesar 1,63 persen dan 0,05 persen.

"Kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar berasal dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 0,18 persen dan andil inflasi sebesar 0,05 persen," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis )1/2/2024).

Baca juga: Inflasi Januari 2024, BPS: Tahunan 2,57 Persen, Bulanan Hanya 0,04 Persen

Menurut pantauan BPS, komoditas utama yang menyumbang inflasi tertinggi baik secara tahunan maupun bulanan ialah beras dan tomat.

Jika dirincikan, penyumbang inflasi bulanan terbesar berasal dari komoditas tomat, bawang merah, beras, ikan segar, dan daging ayam ras.

Sementara penyumbang inflasi tahunan terbesar berasal dari komoditas beras, sigaret kretek mesin (SKM), bawang putih, dan tomat.

"Komoditas penyumbang utama inflasi (bulanan) adalah tomat dengan andil inflasi sebesar 0,09 persen, bawang merah dengan andil inflasi sebesar 0,04 persen, serta beras dengan andil inflasi sebesar 0,03 persen," ucapnya.

Pada inflasi Januari 2024, BPS menyoroti harga beras yang menjadi penyumbang inflasi terbesar. Secara bulanan harga beras mengalami inflasi sebesar 0,64 persen dengan andil inflasi sebesar 0,03 persen.

Kenaikan harga beras dilaporkan masih terjadi di 28 provinsi Indonesia sedangkan di 10 provinsi lainnya harga beras sudah mengalami penurunan.

"Seluruh provinsi di Pulau Jawa dan Bali Nusra (Nusa Tenggara) mengalami kenaikan harga beras," tuturnya.

BPS mencatat, kenaikan harga beras pada periode ini terjadi di semua rantai distribusi dimana harga beras di tingkat penggilingan pada Januari 2024 naik sebesar 1,62 persen secara mtm dan naik sebesar 21,78 persen secara yoy.

Sementara harga beras grosir pada Januari 2024 naik sebesar 0,97 persen secara mtm dan naik sebesar 16,66 persen secara yoy. Sedangkan harga beras di tingkat ecer naik sebesar 0,63 persen secara mtm dan naik sebesar 16,24 persen scr yoy.

Kenaikan harga beras ini terjadi lantaran rata-rata harga gabah kering panen yang meningkat sebesar 2,97 persen secara mtm dan naik sebesar 18,64 persen secara yoy.

Selain itu, rata-rata harga gabah kering giling juga naik sebesar 4,85 persen secara mtm dan naik sebesar 24,52 persen secara yoy.

Baca juga: Inflasi Indonesia Salah Satu yang Terendah di Antara Negara G20, Ini Datanya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Pasar Kripto 'Sideways', Simak Tips 'Trading' untuk Pemula

Pasar Kripto "Sideways", Simak Tips "Trading" untuk Pemula

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com