Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ahmad Danu Prasetyo
Peneliti

Danu adalah seorang Analis Senior di OJK Institut. Ia menempuh pendidikan di Keio University, Jepang dan meraih gelar PhD di bidang ekonomi. Sebelum berkarir di OJK, ia adalah seorang pengajar di Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB. Danu memiliki minat untuk meneliti berbagai aspek terkait ekonomi dan keuangan. Beberapa hasil penelitiannya telah dipublikasikan di berbagai Jurnal Nasional dan Internasional.

Menyoal Pinjaman Dana Pendidikan

Kompas.com - 03/02/2024, 11:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dengan suku bunga pinjaman yang relatif tinggi, pinjaman tersebut justru akan membawa risiko kredit yang lebih tinggi pula.

Untuk mengatasi hal itu, diperlukan dukungan dari berbagai pihak. Pihak PT dapat berupaya untuk memberikan alternatif pembiayaan pendidikan melalui beasiswa, research grant, ataupun bekerja paruh waktu di kampus.

Kementerian Keuangan dapat menyediakan pendanaan pendidikan yang lebih murah yang bersumber dari dana abadi pendidikan yang dikelola oleh LPDP.

Selanjutnya, OJK perlu melakukan program literasi keuangan yang lebih intensif kepada masyarakat, meninjau kembali aturan mengenai batas maksimum suku bunga pinjaman LPBBTI, khususnya bagi skema pinjaman dana pendidikan, serta meningkatkan pengawasan terhadap perilaku penyelenggara LPBBTI.

Selain itu, perlu pula kiranya Kemendikbudristek mempertimbangkan fleksibilitas yang lebih luas bagi PT untuk berinovasi dalam mencari pendanaan alternatif serta mengelola dan mengembangkan aset yang mereka miliki.

Diharapkan semua pemangku kepentingan dapat bersinergi sehingga didapatkan titik cerah atas permasalahan terkait pinjaman dana pendidikan ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com