Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bila Ditawari Jabatan, Ahok Lebih Pilih Jadi Menkeu atau Jaksa Agung

Kompas.com - 09/02/2024, 14:20 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Menurut dia, di era Presiden Soeharto, pemerintah sejatinya sudah cukup ketat membatasi barang impor yang masuk untuk melindungi pelaku industri lokal.

Namun proteksi pemerintah semakin hilang, terutama sejak beberapa tahun terakhir karena harus mengalah dengan ketentuan Organisasi Perdagangan Dunia atau WTO.

Lanjut Ahok, pemerintah Indonesia sebenarnya bisa meniru apa yang dilakukan Singapura. Di mana apa yang dilakukan aparat bea cukai negara tetangga itu cukup tegas.

Semua barang yang masuk ke Singapura dan dijual di sana harus memenuhi standar nasional yang sudah ditetapkan. Apabila barang impor belum memenuhi standar, maka dilarang masuk tanpa kompromi.

Baca juga: Saat Ahok Kurang Setuju Stasiun Kereta Cepat Ada di Halim

"Nah di situ gimana cara atasinya, ya masih bisa bersaing dan masih punya Bea Cukai yang berani dan bisa pintar," ungkap Ahok.

"Jadi kalau barangnya masuk masuk, saya bisa bilang 'eh ini sudah SNI (Standar Nasional Indonesia) belum ya, ini barangnya apa nih' minimal menghambat lu biar barang lu agak tahan lama nih," kata Ahok lagi.

Ketatnya pengawasan arus masuk barang impor ini kurang maksimal diterapkan di Indonesia. Ia bilang, bukanya memperketat barang masuk sejak di hulu, pemerintah malah membuat kebijakan dengan menekan marketplace seperti TikTok.

"Bayangin kalau sekarang, bahkan masuk dari luar negeri enggak pakai gudang, langsung bongkar langsung kirim, jadi bukan salah TikToknya. Salah Bea Cukai dong," ucap Ahok.

Baca juga: Soal Pengganti Ahok di Pertamina, Wamen BUMN: Belum, Lagi Dipikirin

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com