Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peritel Ingatkan Pemerintah, Harga Beras Tinggi Bisa Picu Kelangkaan

Kompas.com - 09/02/2024, 19:55 WIB
Elsa Catriana,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Peritel Indonesia (APRINDO) mengingatkan pemerintah bahwa harga beras yang tinggi bisa membuat masyarakat berlomba-lomba memborong beras alias punic buying.

Ketua Aprindo Roy Mandey menjelaskan, saat ini para pengusaha ritel saja sudah mengeluhkan harga beras yang tinggi yang dibeli lewat produsen beras.

Harga beras tinggi lantaran para produsen sudah tak memiliki stok beras lagi untuk diolah.

Baca juga: Stok Beras Premium Mulai Kosong di Toko Ritel Modern

Harga beras di Kota Semarang, Jawa Tengah naikKOMPAS.COM/Muchamad Dafi Yusuf Harga beras di Kota Semarang, Jawa Tengah naik
“Para produsen beras atau distributor, sudah membuat surat ke pengusaha ritel bahwa pembelian harga beras naik. Karena gagal panen karena El Nino kemarin stok beras yang mau diolah kan juga sedikit sementara supply dan demand tak seimbang jadi memang harganya sudah tinggi,” ujar Roy saat dihubungi Kompas.com, Jumat (9/2/2024).

Dia menyebutkan saat ini harga pembelian dari pengusaha ritel ke produsen jauh di atas Harga Eceren Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. Sementara harga jual yang dilepas ke konsumen harus sesuai HET.

Adapun HET beras premium ditetapkan sebesar Rp 13.900 per kilogram.

Sementara harga beras yang didapatkan peritel dari produsen sudah mencapai Rp 16.000 per kilogram.

Baca juga: Pengamat soal Impor Pangan: Bukan Hanya Beras, Garam Pun Impor

Karena itu, Roy bilang, ada sebagian pengusaha ritel yang enggan membeli beras karena terlalu tinggi lantaran tak mau rugi. Sementara sisanya memilih tetap membeli dengan harga tinggi dan melepas ke konsumen dengan harga yang tinggi juga.

Oleh sebab itu, pengusaha ritel meminta agar pemerintah bisa mencabut ataupun merelaksasi HET untuk sementara waktu.

 

Harga beras tengah melambung tinggi di Pasar Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (7/2/2024).KOMPAS.com/VINCENTIUS MARIO Harga beras tengah melambung tinggi di Pasar Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (7/2/2024).
“Kalau HET ini tidak dicabut, tentu ritel enggak akan mau membeli lagi dari produsen karena enggak mau rugi. Nah, kalau beras di ritel kosong, tentu harga beras di pasaran tinggi kan bisa malah sampai tiga kali lipat, yang artinya ada kemungkinan juga bisa membuat panic buying hingga kelangkaan,” jelas Roy.

“Nah yang dikhawatirkan lagi adalah kasus seperti kelangkaan minyak goreng ini bisa terjadi pada beras. Jadi kalau bisa, pemerintah cabut atau relaksasi lah HET untu sementara waktu,” sambungnya.

Baca juga: Info Pangan 9 Februari 2024, Harga Beras Masih Mahal, Daging Sapi, Bawang Merah, dan Gula Turun

Sementara ihwal beras SPHP yang sebelumnya sempat diguyur ke ritel, Roy bilang, juga terhenti lantaran stoknya yang sedikit. Adapun di sisi lain beras pengadaan impor pun belum masuk ke Tanah Air.

“Saya minta SPHP diguyur ke ritel tapi enggak bisa diguyur karena terbatas. Stok CBP saja kemarin hanya 1,2 juta ton,” jelas dia.

Beras premium mulai kosong di ritel modern

Berdasarkan pantauan Kompas.com pada Jumat (9/2), produk beras premium di beberapa ritel modern di kawasan Slipi, Jakarta Barat mulai kosong. Di salah satu gerai Alfamart kawasan Slipi, di rak beras hanya tersedia beras merah.

Rini, salah satu karyawan mengatakan, kosongnya beras premium di outletnya sudah terjadi sejak empat hari yang lalu. Hal itu lantaran stok beras di gudang Alfamart juga kosong.

Baca juga: Bapanas Pastikan Hanya Bansos Pangan yang Disetop, Beras SPHP Tetap Diguyurkan

“Iya yang ada beras merah saja. Karena dari gudangnya enggak ada lagi. Sudah empat hari enggak ada,” ujarnya.

Tak jauh dari gerai yang sama, Kompas.com pun memantau gerai Indomaret. Kondisi serupa juga terjadi sana.

Di dalam rak beras hanya tersedia beras merah kemasan 2 kilogram. Salah satu karyawan yang enggan disebutkan namanya bilang, hampir seminggu stok beras premium di sana tak terisi.

“Enggak tahu ya, tapi memang sudah seminggu enggak ada. Kayaknya memang lagi kosong,” kata karyawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com