Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Peternak Sapi Perah: Banyak Susu Dicampur Air, Tak Efektif Atasi Stunting

Kompas.com - Diperbarui 11/02/2024, 22:33 WIB
Muhammad Idris

Penulis

"Anak-anak kita di perkotaan, itu mengonsumsi susu bubuk yang dicairkan lagi, lalu dikasih air. Konsumsi susu per kapita orang Indonesia memang sudah 16-17 liter per tahun. Tapi ingat, itu bukan susu segar," bebernya lagi.

Di negara yang jadi pengekspor susu, masyarakatnya mengkonsumsi susu segar, bukan susu olahan, terlebih yang dicampur dengan air. Itu sebabnya, susunya pun jauh lebih berkualitas dibandingkan susu yang banyak beredar di Indonesia.

"Kalau di negara-negara yang dia mengolah susu segar, pertumbuhan anak-anak yang mengonsumsi susu segar lebih bagus, kecerdasannya juga bagus, sementara negara kita dijejali susu skim," kata Agus.

Baca juga: Menteri Suharso Sebut Subsidi Energi Bisa Direalokasikan untuk Atasi Stunting 

Agus bahkan berani menyebut, kalau Indonesia adalah negara dengan konsumsi susu skim per kapitanya paling tinggi di seluruh dunia.

"Anda bisa cari datanya di internet, konsumsi susu UHT skim per kapita, dibandingkan dengan negara-negara lain, Indonesia adalah yang terbesar," ucap Agus.

Khawatirkan kandungan gula

Sementara itu dihubungi Kompas.com, ahli gizi anak dr Tan Shot Yen mengungkapkan susu selain ASI sebenarnya tidak direkomendasikan untuk pencegahan stunting. Faktor pertama adalah intoleransi laktosa di Indonesia yang cukup tinggi.

Intoleransi laktosa adalah ketidakmampuan mencerna laktosa dalam susu atau makanan yang berasal dari susu dengan gajala seperti perut kembung, nyeri, diare, dan gejala lainnya.

Soal susu yang beredar di Indonesia, dr Tan lebih menyoroti soal tingginya kandungan gula pada beberapa merek susu pabrikan, baik cair maupun dalam bentuk bubuk. 

"Studi ilmiah secara konsisten menunjukan bahwa kandungan gula yang ada pada susu UHT cukup tinggi. Sebagian besar produk susu baik cair maupun bubuk yang beredar di pasaran Indonesia memiliki kandungan gula total yang cukup tinggi, yakni antara 3,5 gram sampai 11,25 gram per saji (100 ml) atau 13,5 gram per saji," terang dr Tan.

Kadar gula ini, lanjut dia, melanggar rekomendasi gula tambahan untuk anak usia di bawah 2 tahun dan melewati batas konsumsi gula anak di atas usia 2 tahun yang tidak boleh melebihi 6 sendok teh (25 gram) gula tambahan per hari.

Hal lain yang juga perlu diperhatikan, susu UHT cair dan susu formula bayi juga termasuk ultra proses karena sudah melalui beragam proses pengolahan serta penambahan rasa, pewarna, dan bahan tambahan lainnya.

Bahkan, paradigma lama 4 sehat 5 sempurna yang menekankan konsumsi susu sebagai penyempurna menu makanan sehari-hari sudah tidak dianjurkan WHO dan Kementerian Kesehatan RI.

Baca juga: Ironi Program Susu Gratis, tapi 78 Persen Susu RI Masih Impor

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com