Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Blokir Anggaran Rp 50,14 Triliun, Airlangga: Digunakan untuk Berbagai Program, Termasuk Bansos

Kompas.com - 14/02/2024, 15:09 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

Ilustrasi pupuk NPK. SHUTTERSTOCK/CRINIGER OLIO Ilustrasi pupuk NPK.

Airlangga juga mengatakan, selain untuk bansos, anggaran dari automatic adjustment juga digunakan untuk pengadaan pupuk bersubsidi.

Ia mengatakan, Presiden Joko Widodo meminta anggaran untuk subsidi pupuk ditambah Rp 14 triliun.

Baca juga: Sri Mulyani Blokir Anggaran Rp 50,14 Triliun, Ada untuk Honor, Perjalanan Dinas hingga Paket Meeting

"Kenapa harus ditambah? Karena (anggaran) Rp 26 triliun itu tidak cukup. Dan tiap tahun biasanya kisarannya antara Rp 35 triliun sampai dengan Rp 40 triliun," ujarnya.

Lebih lanjut, Airlangga mengatakan, dengan kebijakan baru tersebut, petani bisa langsung mengambil pupuk bersubsisi untuk jatah satu tahun.

"Yang paling penting untuk pertanian ialah siklus tanam. Jadi tidak perlu menunggu siklus anggaran. Siklus tanam penting karena sekarang musim tanam dan kita berharap panen ke depan aman," ucap dia.

Sebagai informasi, Kemenkeu kembali melakukan automatic adjustment, sesuai dengan arahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Baca juga: Ini Jenis Anggaran Rp 50,14 Triliun yang Diblokir Kemenkeu

Layaknya pelaksanaan auto adjustment tahun lalu, pencadangan anggaran disebut dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi geopolitik global.

"Yang dinamis berpotensi mempengaruhi perekonomian dunia," kata Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kemenkeu, Deni Surjantoro, kepada Kompas.com, Jumat (2/2/2024).

"Sehingga perlu diantisipasi potensi atau kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi di 2024," sambungnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com