JAKARTA, KOMPAS.com - Arsitektur merupakan bagian dari subsektor ekonomi kreatif yang sangat erat kaitannya dengan sektor pariwisata.
Industri arsitektur berpengaruh besar pada perkembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di Tanah Air.
Hal itu disampaikan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf), Angela Tanoesoedibjo dalam sambutannya ketika membuka Indonesia Architecture Exhibition & Conference ARCH:ID 2024 di ICE BSD, Tangerang, Kamis (22/2/2024).
Baca juga: Ini Lembaga Pemerintah yang Menaungi Kegiatan Ekonomi Kreatif
“Arsitektur merupakan bagian dari subsektor ekonomi kreatif dan bagaimanapun juga sangat erat kaitannya dengan sektor pariwisata. Kami melihat di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, kalau pariwisatanya berkembang, sudah pasti ekonomi kreatifnya dan juga industri arsitekturnya pasti bisa berkembang,” terang Angela.
Angela mengatakan, daya tarik arsitektur di Indonesia juga dapat meningkatkan daya tarik pariwisata.
Salah satunya terkait green architecture yang belakangan cukup populer di Tanah Air.
Seperti diketahui, arsitektur hijau merupakan tren bangunan yang mengutamakan keberlangsungan lingkungan.
Baca juga: Apa Saja Perbedaan Kegiatan Ekonomi Tradisional dengan Kegiatan Ekonomi Kreatif?
Tren arsitektur hijau juga lebih memperhatikan dampak negatif serta menciptakan dampak positif terhadap iklim dan lingkungan alam sepanjang siklus hidupnya.
“Kita melihat ada tren ke depannya itu bahwa arsitektur itu sebagai daya tarik pariwisata. Bahkan kalau kita lihat tren ke depan terkait green architecture, nah ini juga bisa menjadi story telling yang kuat. Apakah itu dari esensi budayanya yang ditonjolkan, keunikannya,“ terang Angela.