Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Kreatif RI Terbesar Ketiga Dunia, Sandiaga: Kita Punya Drama Horor dan Dangdut Koplo

Kompas.com - 02/09/2023, 14:16 WIB
Rully R. Ramli,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pariwisata Ekonomi dan Kreatif Sandiaga Uno menyebutkan, Indonesia menjadi negara dengan ekonomi kreatif terbesar ketiga dunia. Hal ini ia sampaikan dalam gelaran ASEAN Future Generation Business Forum 2023.

Sandiaga mengatakan, kontribusi ekonomi kreatif terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia cukup besar. Indonesia hanya kalah oleh Amerika Serikat dan Korea Selatan.

"Ekonomi kreatif Indonesia terbesar ketiga dalam hal kontribusi PDB," ujar dia, di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Sabtu (2/9/2023).

Baca juga: Mengenal 17 Subsektor Ekonomi Kreatif di Indonesia dan Contohnya

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno saat menemui wartawan usai menghadiri acara di Hotel Alana, Kabupaten Sleman.KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno saat menemui wartawan usai menghadiri acara di Hotel Alana, Kabupaten Sleman.

Pria yang akrab disapa Sandi itu menjelaskan, besarnya ekonomi kreatif AS tidak terlepas dari industri perfilman dan musik yang dimiliki. Hal serupa juga dirasakan oleh Korea Selatan dengan drama korea atau drakor dan K-Pop-nya.

Namun, kontribusi industri perfilman dan musik di Indonesia juga tidak kalah besarnya. Sandi menyebutkan, jika Korea Selatan memiliki drama Korea (drakor) dan K-Pop, Indonesia memiliki film horor dan dangdut koplo.

"Kita memiliki 'drahor' drama horor. Film horor kita sangat menakutkan," katanya.

"Ketika Korea memiliki K-Pop, kami memiliki 'D-Kop', dangdut koplo. Dan kita memiliki istilah 'semua akan koplo pada saatnya'," sambung Sandi.

Baca juga: Bertemu CEO TikTok, Menko Airlangga: Pemerintah Senantiasa Dukung Kemajuan Ekonomi Kreatif dan Digital

Lebih lanjut Sandi bilang, ekonomi kreatif Indonesia masih memiliki potensi besar untuk terus tumbuh. Potensi inilah yang harus dimanfaatkan oleh generasi muda khususnya.

"Perlunya anak muda untuk menciptakan terbosan baru, inovasi baru, produk dan jasa yang diperlukan untuk bertransformasi," ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com