Head of Sustainabilty & Digital Lending Bank Jago Andy Djiwandono mengungkapkan bahwa Bank Jago didirikan sebagai bank berbasis teknologi yang dirancang khusus untuk tertanam dalam ekosistem digital.
Alhasil, Bank Jago menyalurkan kredit melalui kolaborasi dengan ekosistem dan platform digital, seperti fintech, perusahaan pembiayaan maupun lembaga keuangan lainnya.
Baca juga: Gagal Bayar Fintech P2P Lending Makin Marak, Pengamat Ungkap Pemicunya
"Bank Jago tentu mengukur risiko-risiko dalam memilih atau menyeleksi mitra pembiayaan secara berkala," ujar Andy.
Andy percaya melalui skema kolaborasi tersebut merupakan cara efektif untuk menyalurkan kredit secara lebih luas ke nasabah.
Sebagai informasi, berdasarkan laporan bulanan November 2023, total kredit Bank Jago telah mencapai Rp 12,68 triliun. Angka ini naik dari periode sama sebelumnya senilai Rp 8,73 triliun.
Sementara itu, ada juga PT Bank Amar Indonesia Tbk yang memang beberapa kali melakukan kredit melalui skema channeling. Salah satunya melalui Investree yang saat ini sedang dilanda gagal bayar.
Baca juga: Menjawab Kebutuhan Dana Pendidikan dengan Layanan Fintech Lending
Meski demikian, Direktur Korporasi, Komersial dan Operasional PT Bank Amar Indonesia Tbk Eka Banyuaji mengungkapkan bahwa saat ini menegaskan sudah tidak ada lagi channeling dengan Investree dan fokus pada penyediaan layanan keuangan digital.
"Sekarang kegiatan operasional kami berjalan seperti biasa dan berhentinya channeling dengan investree tidak memiliki pengaruh pada kinerja," ujarnya. (Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi)
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Hindari Tersangkut Gagal Bayar, OJK Minta Kredit Bank ke Fintech Lending Tak Dominan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.