Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wasiaturrahma
Guru Besar di FEB Universitas Airlangga

Pengamat Moneter dan Perbankan, Aktif menulis beberapa buku, Nara sumber di Radio dan Telivisi ,seminar nasional dan internasional juga sebagai peneliti

Euforia 21 Negara Tinggalkan Dollar AS

Kompas.com - 28/02/2024, 08:28 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kemudian sesuatu yang luar biasa terjadi, gelombang uang membanjiri Amerika, yang merupakan pusat krisis. Investor AS menarik modalnya dari luar negeri, sementara investor asing mencari tempat berlindung yang aman menambah arus masuk dana mereka.

Dari September hingga Desember 2008, pasar sekuritas AS mencatat arus masuk modal bersih (arus masuk dikurangi arus keluar) sebesar setengah triliun dollar, hampir seluruhnya berasal dari investor swasta.

Jumlah ini lebih dari tiga kali lipat total arus masuk bersih ke pasar sekuritas AS dalam 8 bulan pertama tahun itu. Arus masuk sebagian besar ke surat utang pemerintah yang diterbitkan oleh Departemen Keuangan AS.

Sebaliknya, banyak negara maju lainnya, termasuk Jerman dan Jepang, mengalami arus keluar modal secara keseluruhan pada periode tersebut.

Dollar yang seharusnya nilainya anjlok, malah meningkat tajam terhadap hampir semua mata uang lainnya. Bahkan menguat terhadap mata uang utama negara maju lainnya kecuali Yen Jepang.

Harga surat berharga Treasury AS meningkat karena permintaannya melonjak. Sebagai konsekuensinya, suku bunga tetap rendah, bahkan setelah pemerintah menerapkan program belanja fiskal besar-besaran untuk mencegah keruntuhan pasar keuangan dan perekonomian.

Hal ini merupakan kebalikan dari respons suku bunga pada umumnya, yang cenderung meningkat ketika pemerintah meminjam lebih banyak untuk membiayai pengeluarannya.

Faktanya, imbal hasil obligasi Treasury 3 bulan bahkan berubah sedikit negatif pada hari-hari tertentu di bulan Desember. Para investor yang gelisah pada dasarnya bersedia membayar pemerintah AS atas hak istimewa untuk memegang sekuritas tersebut.

Kesimpulan, pengalaman sangat berharga pada 2008 tidak boleh kita sepelekan, meskipun mereka berdagang satu sama lain menggunakan mata uang mereka sendiri, mereka perlu memiliki mata uang jangkar untuk menentukan nilai tukar mata uang mereka terhadap satu sama lain. Mengapa demikian?

Karena mereka tidak memiliki mata uang tunggal seperti euro. Mereka dapat terus melakukan hal ini selama nilai tukar mata uang mereka terhadap jangkar tersebut stabil.

Jangkarnya bisa berupa dollar AS, Euro, atau mata uang lainnya seperti Yen Jepang atau Yuan/Renminbi Tiongkok, dan emas.

Namun emas juga tetap disetarakan dalam dolar AS. Jadi, memang benar mereka tidak harus menggunakan dollar AS untuk perdagangan bilateral maupun multilateral satu sama lain, namun jangkar tetap merupakan suatu keharusan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com