Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mentan Klaim Beras Surplus, tapi Kenapa Impor Ditambah?

Kompas.com - 28/02/2024, 10:33 WIB
Elsa Catriana,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

 

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin (5/2/2024). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan inflasi Januari 2024 sebesar 0,04 persen dengan komoditas penyumbang inflasi diantaranya meliputi beras, bawang merah dan tomat. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/rwa. Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin (5/2/2024). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan inflasi Januari 2024 sebesar 0,04 persen dengan komoditas penyumbang inflasi diantaranya meliputi beras, bawang merah dan tomat.
Meski begitu, Arief memastikan rencana impor beras akan dilakukan dengan terukur alias hati-hati lantaran tak ingin membuat harga jual gabah petani jatuh.

Baca juga: Soal Rencana Impor Beras 3,6 Juta Ton Sepanjang 2024, Bapanas Tegaskan Tak Pro Impor

Dia menyebutkan, seperti tahun lalu, meskipun rencana impor dilakukan, pemerintah berhasil menjaga harga gabah petani. 

“Kalau harga gabahnya tinggi, petaninya senang kan. Kemarin tahun lalu kita juga impor tapi tetap terjaga kan harganya. Makanya saya tegaskan kita melakukan impor sangat hati-hati dan kita tidak pro impor,” kata Arief.

Arief menjelaskan, ihwal penambahan impor beras sebanyak 1,6 juta ton dilakukan untuk pencegahan apabila stok penyerapan produksi beras lokal menipis lantaran gagal panen

“Impor itu yang tambahan untuk precation (pencegahan), nah negara kita ini harus punya cadangan pemerintah. Semisal ada hujan (gagal panen), artinya kita harus mempersiapkan lagi kan,” ujarnya.

Baca juga: Bulog: Stok Beras Cukup untuk Kebutuhan Puasa dan Lebaran 2024

“Kita kan harus punya early warning system. Nah, ketika sudah ada kejadian atau bencana kit tahu. Tapi jangan sampai begitu ada kejadian bencana kita enggak punya stock atau baru nyari-nyari  sementara harga beras di dunia tinggi jadi itu arahnya, saya tegaskan kita tidak pro impor,” sambung Arief. 

Sementara itu, Menteri Pertanian Amran Sulaiman juga tak menampik ada kekurangan produksi beras di Tanah Air yang membuat pemerintah harus mengimpor beras dari luar negeri. 

Dia menyebutkan ada sebanyak 1,9 juta hektar lahan yang gagal panen.

“Kita kekurangan tanam sampai 1,9 juta ton karena dampak El Nino. El Nino ini tida main-main sehingga kita mencari solusi lain, alternatif lain. Solusinya adalah pompanisasi yang kita optimalkan agar air yang diserap dari sungai atau hujan kita salurkan ke sawah,” katanya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com