Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pabrik Amonium Nitrat Bontang Bisa Kurangi Ketergantungan Impor

Kompas.com - 29/02/2024, 12:55 WIB
Yoga Sukmana

Editor

BONTANG, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pabrik amonium nitrat milik PT Kaltim Amonium Nitrat (KAN) di Bontang, Kalimantan Timur, Kamis (29/2/2024).

Jokowi mengatakan selesainya pembangunan pabrik senilai Rp 1,2 triliun tersebut sangat penting bagi Indonesia. Sebab produknya bisa mengurangi ketergantungan impor amonium nitrat

"Karena 21 persen amonium nitrat kita masih impor," ujar Jokowi dalam sambutannya.

Baca juga: Pemerintahan Jokowi Uji Coba Makan Siang Gratis untuk SD dan SMP di Tangerang

Adapun pabrik amonium nitrat Bontang bisa memproduksi 75.000 ton amonium nitrat per tahun. Menurut Jokowi, jumlah tersebut bisa mengurangi impor amonium nitrat sebesar 8 persen.

"Artinya masih ada 13 persen kita masih impor," kata dia.

Meski begitu, Jokowi mengaku senang dengan rampungnya pembangunan pabrik amonium nitrat hasil kolaborasi antara PT Pupuk Kaltim dan PT Dahana tersebut. 

Baca juga: Jokowi Resmikan Pabrik Amonium Nitrat untuk Bahan Peledak Senilai Rp 1,2 Triliun

 

Sebab kata dia, amonium nitrat bisa dimanfaatkan untuk bahan baku di industri pertahanan, terutama untuk bahan baku peledak. 

Selain itu, amonium nitrat juga bisa dimanfaatkan oleh industri pupuk untuk bahan baku pembuatan pupuk NPK.

"Kita harapkan dengan selesainya pembangunan industri amonium nitrat ini, kemandirian kita, produktivitas kita di bidang pangan menjadi lebih mandiri, lebih berdikari," kata Jokowi.

Baca juga: Jokowi Curhat, DKI Sudah Punya KRL hingga Kereta Cepat, Masih Macet

Oleh karena itu, Jokowi meminta agar ekspansi bisnis BUMN terus diteruskan, utamanya untuk memproduksi barang substitusi impor. Dengan begitu, kemandirian ekonomi Indonesia bisa tercapai.

Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, ke depan perusahaan pupuk harus menjadi perusahaan terintegrasi petrochemical. 

"Tentu bagaimana juga kita mensinergikan untuk menjadi petrochemical ini bersama sama juga sejalan dgn Pertamina," kata Erick.

"Karena memang nanti akan menjadi ketemu titiknya bagaimana nanti downstream daripada petrochemical ini bisa dirasakan secara menyeluruh untuk bangsa dan negara," sambung Erick.

Baca juga: Ikuti Arahan Jokowi, Sri Mulyani Siapkan APBN 2025 untuk Presiden Baru

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com