Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Keuangan Dunia Pikul Beban Berat, Bos OJK Sebut Indonesia Aman

Kompas.com - 04/03/2024, 20:00 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut, sektor jasa keuangan di Indonesia tidak terpengaruh dengan adanya tren perampingan dan efisiensi yang terjadi di luar negeri.

Sebaliknya, efisiensi di Indonesia dilakukan dengan menggenjot digitalisasi yang bertujuan untuk meningkatkan inklusi keuangan.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengatakan, di banyak negara di luar negeri, aspek efsiensi dilakukan dilakukan dengan mengurangi biaya operasional (cost cutting).

"Sehingga bisa mempertahankan tingkat profitasbilitas. Hal itu diberbagai negara terjadi karena baik kondisi yang semakin berat sekarang dihadapi oleh sektor jasa keuangan, maupun antisipasi ke depan," kata dia dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan Februari 2024, Senin (4/3/2024).

Baca juga: Diisukan Masuk Bursa Calon Menkeu, Mahendra Siregar: Jangan Terlalu Banyak Dengar Rumor

Ia menambahkan, saat ini beberapa negara di dunia mengalami resesi dan perlambatan ekonomi.

Di sisi lain, pemotongan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Fed Fund Rate (FFR) juga diproyeksikan mundur dari perkiraan semula.

"Menyebabkan biaya terhadap dana atau cost of fund mungkin akan lebih tinggi daripada sebelumnya, sehingga langkah menuju profitabilitas dilakukan dengan perampingan dan efisiensi itu," imbuh dia.

Menurut Mahendra, efisiensi dan perampingan tersebut terutama terjadi pada negara-negara maju.

Berbeda, sektor jasa keuangan Indonesia efisiensi dilakukan dalam konteks melakukan digitalisasi dan kemajuan dalam efisiensi proses bisnis.

"Berbeda dengan banyak negera lain, justru (di Indonesia) ingin meningkatkan akses dan inklusi keuangan," terang dia.

Baca juga: Mahendra Siregar Mundur dari SMI Usai Terpilih Jadi Bos OJK

 


Mahendra bilang, potensi peningkatan inklusi keuangan dan pembiayaan di Indonesia masih sangat besar.

Dengan begitu, efisiensi yang dilakukan dengan digitalisasi dan menahan laju pembukaan kantor cabang itu justru bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan industri keuangan.

Mahendra bilang, kondisi profitabilitas sektor jasa keuangan di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir tidak terpangaruh dengan kondisi global.

"Tujuan dari langkah tadi bukan untuk profitabilitas dan tidak berdampak pada pengurangan dari tenaga kerja. Berbeda dengan yang sama sampaikan tadi dengan kondisi di banyak negara di tingkat internasional," tandas dia.

Baca juga: Media Asing Soroti 4 Nama Ini, Dibidik Prabowo Jadi Menteri Keuangan

Halaman:


Terkini Lainnya

Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Pasar Kripto 'Sideways', Simak Tips 'Trading' untuk Pemula

Pasar Kripto "Sideways", Simak Tips "Trading" untuk Pemula

Earn Smart
Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Whats New
Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Spend Smart
Gandeng BUMDes, Anak Usaha SMGR Kembangkan Program Pengelolaan Sampah

Gandeng BUMDes, Anak Usaha SMGR Kembangkan Program Pengelolaan Sampah

Whats New
Daftar 27 Bandara Baru yang Dibangun Selama Pemerintahan Presiden Jokowi

Daftar 27 Bandara Baru yang Dibangun Selama Pemerintahan Presiden Jokowi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 10 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 10 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Whats New
Ini Program Pertagas yang Dinilai Dapat Menggerakkan Perekonomian Masyarakat Desa

Ini Program Pertagas yang Dinilai Dapat Menggerakkan Perekonomian Masyarakat Desa

Whats New
Kenaikan BI Rate Jadi 6,25 Persen Tidak Perlu Dikhawatirkan

Kenaikan BI Rate Jadi 6,25 Persen Tidak Perlu Dikhawatirkan

Whats New
6 Instrumen Keuangan yang Cocok untuk Membangun Dana Darurat

6 Instrumen Keuangan yang Cocok untuk Membangun Dana Darurat

Spend Smart
Gelar RUPST, PT Timah Umumkan Susunan Direksi Baru

Gelar RUPST, PT Timah Umumkan Susunan Direksi Baru

Whats New
[POPULER MONEY] Usai Tutup Pabrik, Bata Akan Lakukan Usaha Ini | Temuan Ombudsman soal Dana Nasabah di BTN Raib

[POPULER MONEY] Usai Tutup Pabrik, Bata Akan Lakukan Usaha Ini | Temuan Ombudsman soal Dana Nasabah di BTN Raib

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com