JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) melaporkan penyaluran kredit sepanjang tahun 2023 tumbuh sebesar 7,6 persen secara tahunan atau year on year (YoY). Selama tahun lalu, penyaluran kredit BNI mencapai Rp 695 triliun.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyampaikan, pencapaian tersebut didorong oleh ekspansi di segmen berisiko rendah, yaitu korporasi blue chip baik swasta maupun BUMN, kredit konsumen, dan perusahaan anak.
Dia bilang, kontribusi perusahaan anak ini didukung oleh penguatan kinerja yang berkelanjutan seiring dengan transformasi Perusahaan Anak yang sedang berlangsung seperti di BNI Finance dan hibank.
Baca juga: Gelar RUPS, BNI Tunjuk Putrama Wahju Setyawan Jadi Wadirut
"Berdasarkan sektor ekonomi, seluruh sektor secara umum tumbuh positif dengan kontributor terbesar antara lain dari sektor perdagangan, industri manufaktur, energi, dan jasa dunia usaha," kata Royke di Jakarta, awal pekan ini.
Dia mengatakan, pihaknya akan terus memperkuat inovasi digital dengan terus memperkuat digitalisasi pada proses bisnis, serta pengembangan platform transaction banking yang lebih advanced.
Perseroan juga proaktif meningkatkan keamanan data dan perlindungan privasi nasabah dari kejahatan siber, sehingga memungkinkan BNI untuk memiliki value proposition dan customer engagement yang unggul.
Royke juga menjelaskan, sebagai bentuk komitmen Perseroan terhadap implementasi prinsip ESG, Perseroan telah melakukan upaya-upaya seperti penetapan framework dan roadmap ESG untuk jangka pendek, menengah dan panjang, dengan target Net Zero Emission (NZE) Operasional pada tahun 2028 dan NZE Pembiayaan pada tahun 2060.
Baca juga: BNI Bakal Tebar Dividen dari Laba 2023 Senilai Rp 10,45 Triliun
“Kami juga melaksanakan analisis risiko terkait iklim terhadap aktivitas pembiayaan untuk sektor-sektor dengan emisi tinggi, peningkatan pembiayaan ke sektor ramah lingkungan, dan melakukan inventarisasi data emisi,” jelasnya.