Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jazak Yus Afriansyah
Trainer

Author, Coach, Trainer.
Master of Technology Management.

Mendiagnosa 5 Gejala Jurang Kepemimpinan (Bagian II)

Kompas.com - 06/03/2024, 14:47 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pada beberapa kondisi pekerjaan tersebut dihentikan di tengah jalan serta ditinggalkan begitu saja dan yang lebih fatal adalah terjadinya fraud!

Sebagai seorang leader yang harus tetap relevan dengan perubahan jaman, Anda wajib memiliki kemampuan untuk men-diagnosa simptom spesifik dari leadership gap syndrome.

Secara ringkas berikut gejala-gejala leadership gap syndrome yang wajib diwaspadai, dan pastikan apakah gejala-gejala tersebut sudah terjadi pada tim yang dipimpin saat ini?

Gejala pertama, adanya friksi atau gesekan dengan frekuensi tinggi dan kuantitas banyak, sehingga semakin mengeras perbedaan pandangan atau persepsi pada hal-hal yang mendasar dalam pekerjaan dan pribadi.

Friksi ini bisa diamati bagaimana kedua belah pihak sering terlibat perdebatan yang menyangkut kepada substansi proses kepemimpinan, dan perdebatan tersebut semakin nyata dengan menggunakan media komunikasi digital, seperti email, chat WA dan sejenisnya.

Pada kondisi tertentu friksi bisa dilihat secara “live” pada sesi meeting resmi maupun tidak resmi, terkadang mereka bisa terlihat adu mulut!

Gejala kedua, adanya konflik tajam dan sering tidak terselesaikan. Konflik ini pada dasarnya sebagai akibat dari friksi yang tidak terselesaikan akhirnya semakin kronis menjadi konflik terbuka yang merembet kepada konflik pribadi berkepanjangan.

Konflik tersebut bahkan bisa dirasakan oleh pihak luar. Hal ini ditunjukkan dengan perilaku dan sikap kedua belah pihak yang tampak sering bertentangan, bahkan bermusuhan. Gejala ini akan semakin buruk jika di dalam korporasi tersebut telah terjadi gejolak office politics.

Gejala ketiga, adanya penolakan nyata dan keras terhadap kepemimpinan atasan. Gejala ini disebabkan konflik terbuka yang gagal diselesaikan.

Penolakan yang keras ditunjukkan dengan bahasa langsung atau verbal atau dengan perilaku yang terus bertentangan.

Pada kondisi yang sudah kronis, gejala penolakan ini sering ditunjukkan secara vulgar di depan khalayak ramai.

Gejala keempat, kurangnya atau hilangnya sama sekali trust atau kepercayaan antara pimpinan dengan karyawan.

Gejala ini merupakan dampak serius dari gejala ketiga yang terus menerus lalu menggumpal menjadi bom waktu yang menghancurkan rasa percaya di antara mereka.

Sebagai akibatnya komunikasi kedua belah pihak buntu dan beberapa pekerjaan atau project menjadi terbengkalai atau bahkan hancur dan wan prestasi terhadap klien atau pelanggan.

Gejala kelima, terjadinya penurunan komitmen dan kinerja karyawan. Secara logis gejala kelima adalah klimaks dari semua gejala leadership gap syndrome yang gagal dibenahi.

Secara umum gejala kelima ini bisa dilihat dari kinerja bisnis yang terus melorot, absensi meroket, tingkat kepuasan karyawan jatuh ke titik nadir, banyak masalah internal yang terjadi, banyak project mangkrak, dan secara eksternal anjloknya tingkat kepuasan pelanggan dan pemangku kepentingan.

Dengan kemampuan men-diagnosa lima simtom khas gejala jurang kepemimpinan tersebut, kita akan mudah untuk melakukan antisipasi dan mitigasi guna mencegah gejala jurang kepemimpinan menjadi semakin kronis dan berlanjut kepada stadium yang sangat membahayakan produktifitas kepemimpinan dan operasional bisnis perusahaan.

Pada artikel ketiga nanti akan kita kupas sebab dan contoh gejala jurang kepemimpinan yang akan menguatkan Millennial Leadership Skill yang cocok dengan demografi karyawan dari Generasi Millennial yang sekarang mendominasi.

Selamat memimpin dan berkembang bersama generasi Millennial! Salam Sukses Selalu untuk kita semua!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com