Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Strategi Amar Bank Gaet Gen Z dan Milenial jadi Nasabah Bank Digital

Kompas.com - 06/03/2024, 19:00 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank digital terus berupaya menarik nasabah dan meningkatkan dana murah atau dana pihak ketiga (DPK). Dengan begitu, likuiditas bank dapat menjadi lebih besar di tengah pertumbuhan kredit.

PT Bank Amar Indonesia Tbk atau Amar Bank terus berusaha untuk menarik generasi Z dan milenial agar membuka rekening tabungan di bank digital tersebut.

Senior Vice President of Finance Amar Bank David Wirawan mengatakan, saat ini Bank Amar telah mendapatkan rata-rata 400.000 pengajuan kredit tiap bulannya.

Baca juga: Laba Bersih Amar Bank Melonjak, Ditopang Pertumbuhan Kredit

Ilustrasi bank. SHUTTERSTOCK/ANTON_AV Ilustrasi bank.

"Pelan-pelan mencoba di-convert menjadi nasabah Bank Amar. Kalau yang di-approve dan disetujui pasti akan dibukakan rekeningnya," kata dia dalam acara Outlook Perbankan Digital dan Ekonomi di 2024, Rabu (6/3/2024).

Di sisi lain, Amar Bank juga tetap merangkaul pengajuan kredit yang belum disetujui untuk menjadi nasabah.

Dengan begitu, Amar Bank tidak memerlukan promo yang besar karena mengembangkan bisnis dengan penawaran pinjaman ini.

Di sisi lain, perseroan juga mengedukasi nasabah untuk memiliki kebiasaan menabung. Ke depan, David bilang, akan ada spending tracker atau pelacak pengeluaraan yang dapat membantu seseorang mengatahui kebiasaan pengeluaran bulanannya.

Baca juga: Pakai Generative AI, Layanan Amar Bank hingga Cinema 21 Makin Meningkat

Dengan begitu, bank digital akan mampu memberikan saran dan strategi pengelolaan unang yang lebih efisien dan diharapkan menguntungkan nasabah.

"Kalau kami diberikan akses untuk melihat uang mereka di bank lain, kami dapat memberikan insight," imbuh dia.

Dengan begitu, nasabah dapat memilih untuk menabung di bank yang menawarkan suku bunga tabungan yang lebih menarik.

 

Ilustrasi bank. SHUTTERSTOCK/KEVIN GEORGE Ilustrasi bank.
Bank Amar sendiri menargetkan mampu mengumpulkan DPK hingga Rp 300 miliar pada 2024. Angka ini tiga lipat dari pengumpulan DPK saat ini yang baru mencapai Rp 90 miliar hingga Rp 100 miliar.

Baca juga: Amar Bank Cetak Laba Bersih Rp 162,1 Miliar sampai Kuartal III-2023

Sementara itu, Senior Vice President Retail Banking Amar Bank Abraham Lumban Batu menuturkan, DPK Bank Amar tumbuh 100 persen pada 2023.

Ia melihat ada pergeseran kebiasaan yang terjadi pada gen Z dan milenial yang mulai memiliki kebiasaan untuk menabung.

Untuk menggaet lebih banyak nasabah, pihaknya juga akan melakukan sederet kampanye mengenai pentingnya menabung.

Selain itu, dengan adanya suku bunga tabungan yang menarik, harapannya konsumen akan berpikir dua kali ketika akan menggunakan uangnya.

Baca juga: Riset Sinarmas Sekuritas, Laba Bersih Amar Bank Bisa Sentuh Triple Digit

"Jadi mereka lebih pikir daripada konsumtif lebih baik saya menabung, akhirnya dapat return yang cukup, jadi uang dapat bertumbuh," tandas dia.

Saat ini Amar Bank menawarkan suku bunga tabungan hingga 5,5 persen dan suku bunga deposito hingga 9 persen.

Sampai kuartal III-2023, Bank Amar mencatat kredit senilai Rp 2,47 triliun, atau tumbuh 15,56 persen secara tahunan. Sementara laba bersih tercatat senilai Rp 162,17 miliar, atau tumbuh 193,81 persen secara tahunan.

Dari segi makro, ekonom sekaligus Director of Digital Economy Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda menyampaikan, pertumbuhan DPK selama pandemi atau sejak 2020 hingga 2022 terbilang cukup tinggi. Hal tersebut karena orang cenderung menahan untuk konsumsi.

Baca juga: Ditopang Kinerja Tunaiku, Kredit Amar Bank Tumbuh 10 Persen

 

Namun, saat ini masyarakat kelas menengah justru diprediksi dengan melakukan konsumsi sehingga pertumbuhan DPK melambat.

"Menyebabkan (pertumbuhan) DPK melambat dibanding tahun-tahun sebelumnya," tutup dia.

Sebagai informasi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan pertumbuhan DPK industri perbankan hanya sebesar 3,8 persen sepanjang 2023 atau sebesar Rp 8.234,2 triliun.

OJK memproyeksikan, pertumbuhan DPK pada 2024 akan mencapai 6 hingga 8 persen secara tahunan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com