Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Menyusun Anggaran Mudik Lebaran

Kompas.com - 15/03/2024, 08:00 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bulan Ramadhan tak dapat dilepaskan dengan tradisi orang Indonesia untuk mudik alias pulang kampung.

Bagi orang-prang yang bekerja di luar kota dan jauh dari keluarga di kampung halaman, mudik bisa jadi salah satu kesempatan untuk melepas rindu.

Mudik yang jadi tradisi tahunan tentu perlu persiapan yang matang, tak terkecuali dalam urusan keuangannya. Anggaran keuangan mudik perlu dipersiapakan agar tak mengganggu arus kas di kemudian hari.

Perencana Keuangan sekaligus Head Advisory and Investment Operation PINA Rista Zwestika mengatakan, sebenarnya tak ada aturan baku dalam menyusun anggaran yang dialokasikan untuk mudik.

"Hal ini tergantung pada beberapa faktor seperti tujuan mudik, skala kegiatan, dan kemampuan keuangan," kata dia kepada Kompas.com, Kamis (14/3/2024).

Baca juga: Cara Mengatur Anggaran Mudik agar Tak Membebani Keuangan

Sebelum mengatur anggaran untuk mudik atau pulang kampung, masyarakat diminta untuk menentukan tujuan dari mudik tersebut. Mudik dapat bertujuan untuk silaturahmi dengan keluarga, berlibur, atau mengurus keperluan pribadi.

Anggaran yang diperlukan ketika mudik sederhana yang hanya bertujuan untuk silaturahmi adalah 10-15 persen dari pendapatan.

Sedangkan mudik untuk tujuan berlibur mungkin membutuhkan alokasi yang lebih besar atau berkisar 20-25 persen dari pendapatan.

Sementara itu, mudik dengan tujuan untuk mengurus keperluan pribadi perlu alokasi biaya hingga 30-35 persen dari pendapatan.

Baca juga: Rencanakan Anggaran Mudik agar Tak Menguras Kantong

 


Lebih lanjut, Rista meminta masyarakat untuk mempertimbangkan beberapa biaya-biaya di bawah ini sebelum menyusun anggaran mudik Ramadhan 2024.

1. Menghitung Biaya Transportasi

Biaya transportasi adalah salah satu pengeluaran terbesar saat mudik. Mudik dengan transportasi seperti pesawat atau kereta api butuh perencanaan dan pemesanan tiket jauh hari agar mendapatkan harga yang murah.

Sedangakan pilihan transportasi seperti bus bisa jadi lebih murah dari pesawat dan kereta api, tetapi memiliki waktu tempuh yang relatif lebih lama.

Sedangkan, mudik dengan kendaraan pribadi yang biasanya menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia juga harus menghitung dengan rinci biaya-biaya seperti bensin, tol, atau parkir.

Baca juga: 5 Tips Mudik Lebaran Aman dan Nyaman

Halaman:


Terkini Lainnya

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com