Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Beras Masih Mahal Meski Stok Melimpah, Ombudsman RI Sebut 2 Dugaan Penyebabnya

Kompas.com - 15/03/2024, 20:11 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika menilai, ada dua hal yang menyebabkan harga beras di masyarakat masih mahal meski Bulog sudah menggelontorkan raturan ribu ton beras Stabilisasi Pasokan Harga Pangan (SPHP) di pasar-pasar induk.

Pertama, beras SPHP yang digelontorkan diduga dikemas kembali atau repacking dan dijual dengan yang tak sesuai instruksi pemerintah.

Yeka mengatakan, hal tersebut kemungkinan terjadi lantaran tidak adanya pengawasan.

Baca juga: Sidak di Pasar Cipinang, Ombudsman RI: Stok Beras Melimpah, 50 Persen dari Impor

"Hipotesisnya ya baru dugaan, satu, bisa saja beras SPHP yang harusnya dijual menjadi SPHP tetapi repacking atau dijual dalam bentuk beras komersil," kata Yeka saat melakukan inspeksi di Gudang Beras Bulog Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (15/3/2024).

"Karena kita tidak pernah mengawasi di pasar di ritel, di konsumen itu seperti apa," sambungnya.

Yeka mengatakan, dugaan kedua yaitu proses produksi beras dalam negeri memang sedang terganggu.

"Dugaan yang kedua, memang produksi bermasalah sekali, jadi cuma dua itu," ujarnya.

Terakhir, Yeka menyoroti kemasan karung beras Bulog SPHP dan beras Bulog untuk komersil yang tidak memiliki perbedaan. Padahal, kualitas beras sama.

"Tadi keliatan karung (beras SPHP dan beras komersial) tak jauh beda, jadi ini saran buat Bulog ya soal kemasannya," ucap dia.

Baca juga: Mentan: Kalau Ada yang Bilang Beras Mahal, Hari Ini Sudah Turun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com