KOMPAS.com - Inflasi adalah istilah yang tentu sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat. Pengertian inflasi sendiri dikaitkan dengan suatu kondisi di mana harga-harga barang dan jasa secara umum mengalami kenaikan secara terus-menerus dalam jangka waktu tertentu.
Indikator utama inflasi adalah menggunakan indeks harga konsumen atau IHK (consumer price index/CPI) yang mencerminkan perubahan harga rata-rata sekelompok barang dan jasa yang sering dikonsumsi oleh masyarakat.
Dikutip dari laman Bank Indonesia (BI), pengertian inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu.
Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas atau mengakibatkan kenaikan harga pada barang lainnya. Kebalikan dari inflasi disebut deflasi.
Baca juga: Dampak Inflasi, McDonalds AS Sepi Pengunjung
Di Tanah Air, perhitungan inflasi dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Lembaga negara ini rutin melakukan survei untuk mengumpulkan data harga dari berbagai macam barang dan jasa yang dianggap mewakili belanja konsumsi masyarakat.
Data dari BPS tersebut kemudian dipakai untuk menghitung tingkat inflasi dengan membandingkan harga-harga saat ini dengan periode sebelumnya.
Masih menurut Bank Indonesia, ada tiga penggolongan penyebab inflasi. Berikut di antaranya:
Penyebab inflasi paling umum adalah cost push inflation. Ini terjadi ketika inflasi disebabkan oleh tekanan dari sisi penawaran atau peningkatan biaya produksi.
Beberapa faktor penyebabnya meliputi:
Baca juga: Soroti Inflasi Pangan, Asosiasi Pekerja: Upah Murah Bikin Daya Beli Rendah
Penyebab inflasi kedua yakni demand pull inflation. Ini terjadi ketika inflasi disebabkan oleh tekanan dari sisi permintaan atau meningkatnya permintaan barang dan jasa relatif terhadap ketersediaannya.
Dalam konteks makroekonomi, kondisi ini digambarkan oleh output riil yang melebihi output potensialnya atau permintaan total (agregate demand) lebih besar dari pada kapasitas perekonomian hal tersebut dapat mendorong kenaikan harga.
Ekspektasi inflasi adalah faktor yang dipengaruhi oleh persepsi dan harapan masyarakat serta pelaku ekonomi terhadap tingkat inflasi di masa depan. Faktor ini dapat mempengaruhi keputusan konsumen, investor, dan pelaku ekonomi lainnya.
Baca juga: Harga Emas Dunia Turun Dibayangi Data Inflasi AS
Ada dua jenis ekspektasi inflasi:
Baca juga: Ancaman Inflasi Pangan di Depan Mata Perlu Segera Diatasi
Inflasi dapat memiliki berbagai dampak, baik positif maupun negatif, tergantung pada tingkat dan kestabilannya. Berikut adalah beberapa dampak inflasi:
Inflasi yang tinggi atau tidak terkendali dapat memiliki sejumlah dampak negatif yang signifikan, antara lain: